Annisa Pohan Alami Keguguran, Ketahui 6 Penyebabnya yang Sering Tak Disadari Ibu Hamil
Istri Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Annisa Pohan mengalami keguguran saat usia kandungan tujuh minggu.
TRIBUNPALU.COM - Kabar duka datang dari istri Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Annisa Pohan.
Lewat unggahan di akun Instagramnya Annisa Pohan mengabarkan soal kondisi kesehatannya.
Pasalnya Annisa Pohan mengalami keguguran saat usia kandungannya menginjak tujuh minggu.
Janin di dalam kandungan Annisa Pohan tidak berkembang, sehingga dokter memutuskan untuk mengambil tindakan medis.
Setelah mengalami keguguran, Annisa Pohan memutuskan untuk beristirahat dari media sosial.
Meski demikian, Annisa mengatakan kalau dirinya telah ikhlas. Ia yakin bahwa semua yang terjadi menjadi ketetapan atas kehendak sang Pencipta.
Lantas kondisi seperti apa yang dimaksud dengan keguguran?
Baca juga: Annisa Pohan Bagikan Kabar Terbaru Usai Keguguran, Beri Pesan Khusus ke Para Ibu di Indonesia
Baca juga: Kandungan Annisa Pohan Istri AHY Gugur di Usia 7 Minggu, Begini Kondisi Mantu Eks Presiden SBY
Keguguran adalah hal yang paling menyedihkan bagi ibu hamil. Banyak hal yang bisa menyebabkan keguguran. Sebagian diantaranya tidak disadari oleh ibu hamil.
Kondisi yang paling banyak terjadi adalah keguguran di trimester awal. Jika keguguran terjadi di trimester awal kehamilan, biasanya masalah terletak di janin akibat adanya kelainan janin. Sebanyak 3 dari 4 keguguran terjadi pada periode ini.
Jika kehamilan terjadi pada trimester kedua, penyebab paling umum adalah gangguan kesehatan pada ibu hamil. Sedangkan keguguran pada trimester ketiga didominasi infeksi pada janin.
Penyebab keguguran
Dilansir dari WebMD, terdapat 6 penyebab keguguran yang paling banyak terjadi. Berikut daftarnya:
1. Kelainan kromosom
Lebih dari setengah total kasus keguguran yang terjadi sebelum janin berusia 12 minggu disebabkan karena terdapat kelainan kromosom. Kelainan kromosom bisa menyebabkan beberapa kondisi, yaitu embrio tidak berkembang atau berkembang namun berhenti.
Kelainan kromosom ini tidak bisa dicegah dan tidak dipahami sepenuhnya penyebab terjadinya. Namun, para ahli meyakini bahwa ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kromosom pada janinnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palu/foto/bank/originals/Annisa-Pohan-8711564.jpg)