Banggai Hari Ini
Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Banggai, Kodim dan Pemkab Optimalisasi Lahan Rawa
Dandim 1308/LB Letkol Inf. Dony Gredinand bersama Kepala Dinas TPHP Banggai meninjau lokasi optimalisasi lahan rawa di wilayah Kecamatan Toili dan Toi
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: Haqir Muhakir
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Asnawi Zikri
TRIBUNPALU.COM, BANGGAI – Komandan Kodim (Dandim) 1308/LB, Letkol Inf Dony Gredinand bersama Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Banggai, Subhan Lanusi, meninjau lokasi Opslah di Kecamatan Toili dan Toili Barat, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Senin (11/7/2022).
Peninjauan ini untuk menindaklanjuti kerjasama jajaran TNI AD dengan TPHP Sulteng pada program swakelola konstruksi lahan rawa tahun 2022.
Dandim mengungkapkan, wilayah Kabupaten Banggai untuk optimalisasi lahan rawa atau Opslah seluas 400 hektare yang tersebar di 8 desa dari 3 kecamatan.
Yaitu di Desa Tolisu dari Kecamatan Toili.
Desa Bukit Jaya, Bukit Makarti, Karya Makmur, Pandanwangi, Pasir Lamba, dan Uwelolu dari Kecamatan Toili Barat.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Rabu 13 Juli 2022: 19 Daerah Termasuk Sulteng Waspada Hujan Lebat
Sedangkan dari Kecamatan Lamala berada di Desa Baruga.
“Di Sulawesi Tengah untuk opslah luasannya mencapai 3.500 hektare. Di Kabupaten Banggai mendapat luasan sebesar 400 hektare,” tutur Dandim.
Program opslah fokus pada pengairan lahan rawa di persawahan kelompok tani yang terdiri dari pekerjaan persiapan dan drainase.
Untuk pekerjaan persiapan dimulai dengan penyediaan papan proyek, mobilisasi dan demobilisasi alat berat, pembersihan lokasi, pemasangan bowplank, serta pembuatan As-built drawing atau gambar teknis bangunan.
Untuk pekerjaan drainase berupa galian saluran air, pasangan dengan mortal pada buis beton serta sejumlah pekerjaan lainnya.
Di Desa Tolisu sendiri, panjang drainase sekitar 3.000 meter dengan luasan 40 hektare lahan persawahan.
Baca juga: Berikut Daftar 192 Desa di Banggai yang gelar Pilkades Serentak Tahun 2022
Di Desa Bukit Jaya, panjang drainase 1.350 meter dengan luas lahan 41 hektare.
Desa Uwelolu, panjang drainase sekitar 2.000 dengan luas lahan sawah 63 hektare.
Desa Bukit Makarti, panjang drainase 1.200 meter dengan luas lahan 39 hektare.
Desa Karya Makmur, panjang drainase 1.500 meter dengan luas lahan 40 hektare.
Desa Pasir Lamba, panjang drainase 2.000 meter dengan luas lahan sekitar 60 hektare.
Desa Pandanwangi, panjang drainase 2.000 meter dengan luas areal persawahan sebesar 75 hektare.
Sedangkan di Desa Baruga, Kecamatan Lamala luas lahan sebesar 42 hektare dengan panjang drainase sekitar 2.000 meter.
Baca juga: Polisi dan Warga Bersihkan Pohon Tumbang di Jalan Samratulangi Luwuk Banggai
Optimasi lahan rawa ini, kata Dandim Dony, diharapkan bisa berkontribusi terhadap upaya peningkatan produksi pertanian di Indonesia, khususnya di Kabupaten Banggai.
"Melalui program optimasi lahan ini, maka ada 2 hal yang disasar, yaitu produktivitas dan kesejahteraan petani. Program ini memiliki 2 manfaat bagi pertanian kita dan petani itu sendiri,” papar Dony.
Sementara itu, Kepala Dinas TPHP Kabupaten Banggai, Subhan Lanusi menyatakan, pengerjaan Opslah menyasar drainase agar saluran air tidak lagi tergenang.
Selama ini, lanjut dia, lahan sawah yang tidak bisa digunakan kini mulai dimaksimalkan, termasuk lahan tidur.
“Ada sawah tapi tidak bisa dimanfaatkan, karena saat curah hujan tinggi maka banjir dan di saat kemarau tidak ada air. Harapannya semoga dengan berjalannya Opslah ini maka lahan atau sawah tadi bisa dimanfaatkan para kelompok tani,” imbuhnya.
I Made, seorang anggota Kelompok Tani penerima manfaat Opslah menyambut baik pelaksanaan program tersebut.
Baca juga: 192 Desa di Banggai Ikut Pilkades Tahun 2022, Cek Jadwal dan Tahapannya
Menurutnya, selama ini mereka kesulitan mengolah sawah di areal rawa karena kerap terendam banjir.
Sehingga dengan adanya Opslah, maka sawah mereka bisa dimanfaatkan kembali untuk ditanami padi karena tidak lagi khawatir terjadi kebanjiran dan kekeringan.
Hal serupa disampaikan Bahrin. Petani sawah ini menyebutkan, saat musim penghujan lahan mereka dipastikan terendam.
Karena itu, mereka memilih tidak menanam di areal itu.
Dengan adanya Opslah, maka mereka dapat memanfaatkan kembali lahan tersebut dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palu/foto/bank/originals/Dandim-1308LB-Letkol-Inf-Dony-Gredinand-bersamg.jpg)