DEN HARIN! Pasukan HARIMAU yang Lebih Ditakuti dari Kopassus, Mampu Kawal Presiden dalam Senyap

Den Harin alias Pasukan Harimau merupakan salah satu pasukan khusus yang lebih ditakuti dari Kopassus, bertugas mengawal Presiden secara senyap.

handover
Ilustrasi Den Harin atau Datasemen Harimau alias Pasukan Harimau. Den Harin alias Pasukan Harimau merupakan salah satu pasukan khusus yang lebih ditakuti dari Kopassus, bertugas mengawal Presiden secara senyap. 

Isi Perjanjian Postdam yang ditandatangani pada 26 Juli 1945 sendiri menyatakan bahwa “wilayah yang diduduki musuh” (occupied area) harus dikembalikan kepada penguasa semula.

Jika isi perjanjian itu dikaitkan dengan Indonesia, berarti pasukan Jepang harus mengembalikan Indonesia kepada Belanda.

Menghadapi pasukan Belanda yang memang ingin menguasai kembali Indonesia dan menjadikan Makassar sebagai ibukota Negara Indonesia Timur, para pejuang membentuk perlawanan.

Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (Lapris) berhasil dibentuk untuk sebagai pasukan untuk melawan pasukan Belanda.

Robert Wolter Mongisidi merupakan salah satu pejuang Lapris yang dikenal namanya, ia gugur dan menjadi pahlawan nasional.

Sayangnya, pasukan Lapris selalu berhasil dipukul mundur oleh pasukan Belanda, kekuatannya pun menjadi terpecah-pecah.

Bahkan, pada serangan militer Belanda yang dilancarkan pada 8 Agustus 1946, kubu pasukan Lapris yang berada di Gunung Ranaya berhasil dihancurkan.

Sementara itu, para pejuang Lapris memilih turun gunung dan melanjutkan perlawanan melalui taktik peperangan secara gerilya.

Dari upaya peperangan secara gerilya itu, dikenal sosok Maulwi Saelan. Ia merupakan salah satu personel yang terus bertempur hingga kelak menjadi pengawal pribadi Presiden Soekarno.

Setelah turun gunung dan kembali meneruskan perjuangan ke Makassar, Maulwi dan rekan-rekan seperjuangan kemudian mencari nama baru bagi pasukan gerilyanya yang juga merupakan pasukan khusus itu.

Pasukan itu pun dinamai Pasukan Harimau Indonesia, disebut ini karena pada masa penjajahan Jepang, Maulwi dan rekannya suka menonton film yang ada harimaunya.

Laskar Harimau Indonesia ini terkenal militan karena terdiri dari para pejuang kelompok pelajar SMP Nasional yang umumnya mahir berbahasa Belanda.

Mereka pernah menyerang dan menduduki Hotel Empres pada 29 Oktober 1945 dari tangan NICA serta berhasil membebaskan rekan yang semula ditahan oleh NICA.

Dalam pasukan tersebut, Maulwi Saelan menjabat sebagai Kepala Staf. Sementara komandannya adalah Muhammad Syah, dengan Wakil Komandan Robert Wolter Mongisidi.

Seperti tertulis dalam buku Maulwi Saelan: Penjaga Terakhir Seokarno, dalam strategi tempurnya Pasukan Harimau Indonesia memiliki taktik dan strategi tempur khusus.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved