4 Tahun Gempa Sulteng
Bangunan Ikon Bencana Palu Rawan Roboh, Butuh Perhatian Pemerintah
Menara Masjid Al Mujahidin adalah satu dari beberapa bangunan di Kota Palu yang hingga kini menjadi ‘ikon’ gempa dan tsunami.
TRIBUNPALU.COM, PALU - Menara Masjid Al Mujahidin yang miring menjadi saksi bisu betapa ganasnya tsunami dan Gempa Bumi yang menguncang Kota Palu pada 28 September 2018 silam.
Menara Masjid di Jl Diponegoro, tepatnya di Kecamatan Palu Barat, itu miring setelah diguncang gempa dan diterjang badai tsunami.
Masjid ini berjarak 50 meter dari bibir pantai.
Menara masjidnya miring, namun bangunan masjid tetap utuh, tidak ada kerusaskan parah.
Padahal bangunan di sekitarnya rusak atau bahkan rata dengan tanah.
Menara Masjid Al Mujahidin adalah satu dari beberapa bangunan di Kota Palu yang hingga kini menjadi ‘ikon’ Gempa Bumi dan tsunami.
Tak jauh dari masjid ada deretan rumah toko yang bagian dindingnya hancur.
Baca juga: VIDEO: 4 Tahun Pascagempa, Curhat Penyitas Palu Ini Bikin Pilu
Sejumlah bangunan tak layak juga masih berdiri di sekitar masjid tersebut, bahkan ditumbuhi ilalang.
Meski terlihat kokoh, namun bangunan-bangunan itu tidak terlihat normal.
Ada yang miring, beberapa bagian atap maupun dinding hancur, bahkan ada juga yang bagian bangunannya hanya ditopang bangunan lain.
Warga diaspora Asal Kota Palu di Jakarta Noor Karompot meminta pemerintah untuk mengevaluasi bangunan terdampak bencana untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Itu harus segera dibenahi. Jangan sampai roboh menimpa warga. Pertanyaannya, siapa yang tanggung jawab jika itu terjad? Jika ingin dilestarikan sebagai pengingat tentu membutuhkan ahli kontruksi sipil,” ujar Noor.
Dia menyebut, banyak bangunan rumah ibadah atau perkantoran yang membutuhkan evaluasi kembali, khususnya bangunan berlantai beton di Kota Palu.
Baca juga: 3 Kali Ramadan di Huntara, Ini Kisah Penyintas Bencana Palu yang Ingin Lebaran di Huntap
“Saya kira penting memberikan penanda pada bangunan-bangunan terdampak bencana 2018 namun tidak berpenghuni atau belum dibenahi sehingga warga lebih berhati-hati saat ada gempa yang masih terus dan sering terjadi di daerah patahan Palu Koro,” ucap Noor.
“Dinas PUPR harusnya punya data pascagempa terkait fasilitas umum dan gedung rawan ditempati pascagempa. Sudah berapa persen yang telah dibangun kembali dan yang belum. Tentu harus dicari solusinya apalagi terkait rumah ibadah,” katanya menambahkan.