Pilpres 2024

Pertemuan Anies Baswedan dan Gibran Bikin Demokrat Kebakaran Jenggot, Partai Nasdem: Repot Juga

Pertemuan Capres Partai Nasdem Anies Baswedan dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menuai sorotan dari berbagai pihak.

Handover
Anies Baswedan dan Gibran Rakabuming Raka 

TRIBUNPALU.COM - Pertemuan Capres Partai Nasdem Anies Baswedan dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menuai sorotan dari berbagai pihak.

Salah satunya Partai Demokrat, mitra Partai Nasdem dalam mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Partai Demokrat rupanya tak senang dengan pertemuan Anies-Gibran beberapa waktu lalu.

Pasalnya dalam pertemuan itu, Anies Baswedan dikabarkan menawarkan posisi cawapres kepada Gibran.

Hal itu tentu memanaskan suasana, mengingat Partai Demokrat sedang berjuang agar sang Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), segera dipinang Anies sebagai caapres.

Baca juga: Temui Gibran, Anies Baswedan Disebut Mau Pecah Belah PDIP, Elite PKS Pasang Badan

Partai Demokrat sendiri sudah menyampaikan sinyal tidak suka atas manuver capres Partai Nasdem ini seperti ditunjukkan oleh reaksi negatif Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief.

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali sudah meminta Partai Demokrat agar kemarahannya tak dikaitkan ke Anies Baswedan.

Hal itu merespons kritikan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief terhadapnya soal peluang Gibran Rakabuming Raka jadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan di 2024.

Ali mengingatkan Partai Demokrat agar tak membatasi mantan Gubernur DKI Jakarta itu berjumpa dengan siapapun.

"Kemarahan teman-teman Demokrat jangan digeber kepada Anies," kata Ali, Jumat (18/11/2022).

Ali menilai agak repot ketika ada orang yang tak disenangi Partai Demokrat lalu melarang Anies untuk berkomunikasi dengan mereka.

"Jadi ketika kemudian ada orang yang tidak senang dengan Demokrat, atau orang yang tidak disenangi Demokrat, terus Anies tidak boleh berteman dengan dia, kan repot juga kalau begitu," ucap Ali.

Lebih lanjut, Ali menegaskan pertahanan partainya mengusung Anies sebagai capres karena ingin melakukan perubahan.

"Jadi kita usung Anies karena kita mau melakukan perubahan. Melakukan perubahan bukan berarti kita memusuhi orang lain," ungkapnya.

Karenanya, ia menuturkan pihaknya mengusung Anies dengan ide dan gagasan, bukan mengajaknya membenci orang lain.

"Jadi hendaknya kemudian kita usung Anies itu dengan gagasannya. Jadi bukan ajak Anies untuk benci orang lain," imbuhnya.

Sebelumnya, Ali mengomentari peluang Anies diduetkan dengan Gibran seusai keduanya bertemu di Solo, Jawa Tengah.

Ali berkelakar Gibran juga memiliki kualifikasi apabila diduetkan dengan Anies pada pemilihan presiden (pilpres) 2024.

"Enggak (terkait politik) lah. Ya tapi kalau kemudian Gibran dipantaskan untuk jadi cawapres Anies, kenapa tidak? Dia menurut saya memenuhi kualifikasi itu. Bisa jadi," kata Ali.

Ali menegaskan kehadiran Anies ke Solo adalah yakni mengikuti haul ke-111 Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi.

Terhadap pernyataan itu, Andi Arief mengingatkan Partai NasDem agar berkonsentrasi pada apa yang dibicarakan di 'Koalisi Perubahan'.

Andi lantas meminta Ali agar ketika Anies bertemu figur di luar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat lantas menawarkan jadi cawapres.

"Jangan setiap bertemu figur di luar PKS dan Demokrat, NasDem menawarkan sana-sini," kata Andi melalui akun Twitternya, Kamis (17/11/2022).

Andi mengingatkan partai besutan Surya Paloh itu agar konsentrasi pada apa yang dibicarakan di koalisi dan bulatkan tekad memilih jalur perubahan.

"Sebaiknya konsentrasi saja pada apa yang sudah dibicarakan di koalisi. Bulatkan saja tekad bahwa NasDem bergabung bersama PKS dan Demokrat memilih di jalur perubahan," ungkapnya.

Ketua DPP PDIP bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto, mengajak semua pihak tidak terjebak pada persepsi soal calon presiden dan calon wakil presiden yang akan bertarung di Pilpres 2024.

Hal itu disampaikannya merespons pertemuan bakal calon presiden Partai Nasdem Anies Baswedan dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Usai pertemuan itu muncul spekulasi yang menilai momen itu merupakan sinyal pencapresan 2024.

Bambang meminta semua pihak tak terjebak pada narasi atau persepsi terkait dinamika politik Pilpres 2024.

Menurutnya, hal tersebut hanya akan menghabiskan energi.

"Sering kita itu terjebak dalam sebuah persepsi. Jebakan atas persepsi ini, ini yang sering kita bicarakan dan itu menghabiskan energi," kata Bambang Pacul, sapaan akrabnya, Jumat (18/11/2022).

Bambang Pacul menyebut, terkait pertemuan-pertemuan yang terjadi tersebut tak selalu terkait dengan dinamika politik 2024.

Ketua Komisi III DPR itu menilai, jika ada yang mengganggap setiap pertemuan tokoh berkaitan dengan dinamika politik hal itu merupakan persepsi saja.

"Kalau tiap hari orang mengatakan itu calon presiden, ‘oh calon presiden, oh calon wakil presiden’. Jadi persepsi setiap orang itu, tindakan seseorang itu kemudian selalu dipersepsikan," ujarnya.

Lebih lanjut, Pacul berbicara setiap partai politik memiliki mekanisme sendiri untuk menentukan pasangan capres-cawapres yang akan diusung.

Misalnya mekanisme yang ada PDIP bahwa pencapresan ada di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Pacul menyebut semua baru bisa dikomentari jika sudah ada penetapan capres-cawapres dari parpol.

"Kecuali kalau sudah keputusan. Putusan clear, langkah-langkah muncul putusan clear, ada hal yang bisa dianalisis. Kalau hanya satu titik tertentu susah," tandasnya.(*)


(Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved