Sulteng Hari Ini
Pakar Komunikasi Untad Prediksi Setelah Latto-latto Akan Timbul Permainan Tradisional Lainnya
Namun gadget sebenarnya dapat membantu generasi sekarang untuk melacak sebuah jenis-jenis permainan tradisional yang belum pernah mereka sentuh.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Alan Sahril
TRIBUNPALU.COM,PALU - Pakar Komunikasi Universitas Tadulako (Untad) Palu Prof Muhammad Khairil mengungkapkan, kembalinya permainan jadul di tengah anak-anak berkat sarana gadget.
Dewasa ini, anak-anak lebih sering menghabiskan waktu luang untuk bermain melalui game yang tersedia pada aplikasi handphone.
Sehingga mereka tidak mengetahui jenis-jenis permainan tradisional.
Namun gadget sebenarnya dapat membantu generasi sekarang untuk melacak sebuah jenis-jenis permainan tradisional yang belum pernah mereka sentuh.
Baca juga: Demam Latto-latto Jadi Hiburan Anak di Pasar Masomba Palu
Sebagai contoh yang viral saat ini adalah permainan Latto-latto yang berasal dari Amerika Serikat.
Teknologi kata Guru Besar Jurusan Komunikasi, Untad tidak sepenuhnya dapat dihilangkan di era generasi saat ini mengingat pola pikir anak lebih berkembang dan cenderung untuk mencari tahu.
"Kami berharap Pemerintah termasuk lembaga pendidikan ikut memasyarakat kan dan bukan hanya Latto-latto ini saja, apapun nama jenis permainan tradisional itu pasti muncul sendiri tapi dengan edukasi," ujar Khairil, Sabtu (17/12/2022) siang.
Adanya peralihan dari game online menjadi isyarat bahwa teknologi dapat menyeimbangkan tradisional dan budaya.
Sehingga peran Pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengenalkan beberapa jenis permainan tradisional tempo dulu kepada anak-anak.
"Tinggal memang back up nya karena ini masih mainan pasar, kalau ini dibawah ke efek postif dari sistem pendidikan pasti dapat mengurangi ketergantungan terhadap gadget bagi anak, dan dapat mengasah keterampilan anak," kata Khairil Selaku Dekan FISIP Untad.
Baca juga: Wali Kota Palu Gelar Nobar Final Piala Dunia, Ada Lomba Yel-yel Suporter Berhadiah Total Rp5 Juta
Momen tersebut harus menjadi dua kekuatan interaksi yaitu dunia modern dan tradisional yang bersumber dari iklan dan promosi media.
"Selagi masih aji mumpung dan viral dan bisa dimanfaatkan anak-anak, kenapa tidak dimasukan di dunia pendidikan namun perlu diketahui jangan sampai mengganggu proses belajar anak," pungkasnya. (*)