Sidang Ferdy Sambo Cs

Hal Milik Ferdy Sambo Inilah yang Bikin Bharada E Tertekan hingga Nekat Tembak Brigadir J

Bharada E atau Richard Eliezer diyakini berada dalam tekanan berat ketika mengeksekusi Brigadir J.

YouTube Kompas TV
Bharada E diyakini berada dalam tekanan berat ketika mengeksekusi Brigadir J. Pasalnya, Bharada E mendapat perintah dari Ferdy Sambo yang masih memakai seragam. 

TRIBUNPALU.COM - Bharada E diyakini berada dalam tekanan berat ketika mengeksekusi Brigadir J.

Pasalnya, Bharada E mendapat perintah dari Ferdy Sambo yang masih memakai seragam.

Hal itu disampaikan Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel.

"Si pemberi perintah pakai kostum tertentu atau tidak," ujar Reza kepada awak media, Senin (26/12/2022).

Baca juga: 2 Hal Ini Bisa Ringankan Hukuman Bharada E, Saksi Ahli: Mungkin Dia Juga Terancam

Menurut Reza, jika Sambo sebagai pemberi perintah benar mengenakan seragam, maka akan semakin berdampak untuk menekan Bharada E sebagai pihak yang diperintah.

"Kalau kostum yang dia pakai menunjukkan otoritas tertentu, maka kemampuan dia untuk menekan kepada penerima perintah juga akan semakin tinggi," katanya.

Sebagaimana rekaman CCTV yang pernah diputar dalam persidangan sebelumnya, Ferdy Sambo tampak masuk Rumah Duren Tiga menggunakan seragam polisi.

Kemudian ada saksi fakta yang mengungkapkan hal serupa, yaitu mantan sopir Sambo, Prayogi Ikatara.

Di dalam persidangan pada Selasa (8/12/2022), dirinya menyampaikan bahwa Ferdy sambo masih mengenakan seragam dinas pada hari tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Fakta itu terungkap saat Majelis Hakim mencecar prayogi soal pakaian yang dikenakan Ferdy Sambo saat masuk dan keluar Rumah Duren Tiga pada hari peristiwa.

Baca juga: Terpaksa Rayakan Natal di Penjara, Begini Curhat Bharada E ke Ronny Talapessy

Saat keluar dari Rumah Duren Tiga dan menuju Rumah Saguling, Sambo masih mengenakan seragam dinasnya.

"Masih (pakai seragam dinas). Pakai sepatu, tanpa sarung tangan," kata Prayogi di dalam persidangan pada Selasa (8/11/2022).

Selanjutnya kata Reza, selain dari seragam yang digunakan, tekanan dari pemberi perintah agar penerima perintah patuh yakni berkaitan dengan tempat suatu perintah diberikan.

Menurut Reza, tingkat kepatuhan si penerima perintah akan berbeda jika diberikan di tempat umum.

"Apakah di rumah si pemberi perintah, apakah di kantornya," katanya.

Selain itu, faktor selanjutnya adalah posisi si pemberi dan penerima perintah pada saat perintah diberikan. Jika keduanya berada di dalam satu ruangan yang sama, maka si penerima perintah akan cenderung mematuhinya.

"Ketika perintah tembak itu berlangsung, kalau mereka di satu ruangan maka sesuai penelitian, kemungkinan Richard Eliezer itu akan patuh," ungkapnya.

Dia pun berharap Majelis Hakim untuk mempertimbangkan apakah akan mengunakan penelitian tersebut sebagai referensi atau tidak.

"Itu penelitian Milgran yang coba saya sampaikan kepada Majelis Hakim supaya diterapkan apakah relevan atau tidak," ujarnya.(*)


(TribunPalu.com/WartaKotalive.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved