Awas, Kualitas Udara di Kota Palu Masuk Kategori Tidak Aman

Kualitas udara di Kota Palu, Sulawesi Tengah ternyata masuk kategori tidak aman.

Kompas
Kualitas udara di Kota Palu, Sulawesi Tengah ternyata masuk kategori tidak aman. 

TRIBUNPALU.COM - Kualitas udara di Kota Palu, Sulawesi Tengah ternyata masuk kategori tidak aman.

Berdasarkan analisis sepanjang tahun 2022, diketahui kualitas udara di Kota Palu melebihi konsentrasi PM 2.5 atau partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikrometer.

Oleh sebab itu, kualitas udara di Kota Palu berada dalam kategori sedang hingga tidak aman.

Kepala Stasiun Pemantauan Atmosfer Global Lore Lindu Bariri Palu, Asep Firman Ilahi mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kualitas udara di Kota Palu menjadi tidak aman.

Seperti aktivitas kendaraan dan pertambangan.

“Setiap hari di Kota Palu, dari pagi sampai malam (kualitas udara) antara sedang sampai tidak aman,” kata Asep dilansir dari kanal YouTube TVRI Sulawesi Tengah.

Kepala SPAG Lore Lindu Bariri, Asep Firman Ilahi
Kepala SPAG Lore Lindu Bariri, Asep Firman Ilahi (handover)

Kualitas udara yang tidak aman bisa dilihat langsung di tempat-tempat tinggi di Kota Palu.

Di mana saat ini, terlihat debu-debu putih menyelimuti pemukiman warga.

Penyakit yang Bisa Muncul karena Udara Tidak Aman (Berpolusi)

Menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto, SpP(K)s, ada banyak dampak kesehatan yang bisa diakibatkan karena terus-menerus menghirup udara berpolusi.

Ia pun memaparkan jika dampak yang disebabkan oleh polusi bisa terbagi dua. Pertama akut, yang sifatnya langsung muncul atau jangka pendek.

Kedua, kronik atau sifatnya menahun. Pada kelompok ini biasanya muncul dalam jangka panjang. Dr Agus pun memaparkan dampak akut atau jangka pendek akibat sering menghirup udara yang memiliki polusi.

"Jadi kalau orang kena polusi terus, sebenarnya sering muncul gejala akut. Tapi tidak dirasakan. Misalnya, kalau melewati suatu daerah berpolusi, mata akan merah. Terus hidung akan berair, bersin, sakit tenggorokan, dan muncul rasa tidak nyaman," ungkapnya saat diwawancarai Tribunnews di bilangan Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Walau pun begitu, gejala tersebut sering kali tidak dirasakan. Bahkan, kata dr Agus bisa saja tidak terasa karena sebagian besar masyarakat telah menggunakan masker.

Akut lainnya adalah terjadi infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA. Dr Agus menyebutkan jika data menunjukkan, orang-orang yang berada di daerah polusi cenderung lebih tinggi mengalami ISPA.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved