Semesta Mencegah Stunting

Pemkab Buol Tambah Dana Penanganan Stunting Hingga Rp 18,3 Miliar

Kemiskinan dan pendidikan, kata Kepala Inspektorat Sulteng itu, menjadi faktor mendongkrak angka Stunting di Kabupaten Buol.

Editor: mahyuddin
handover
Penjabat Bupati Buol Muchlis Yojodolo 

TRIBUNPALU.COM, BUOL -  Penjabat Bupati Buol Muchlis Yojodolo bakal menambah anggara penanganan Stunting hingga Rp 18,3 miliar secara bertahap.

Total dana digelontorkan Pemerintah Kabupaten Buol itu bertambah Rp 15 miliar lebih dibanding tahun 2022 yang hanya Rp 3,4 miliar.

Hal itu disampaikan Muchlis Yojodolo kepada TribunPalu.com melalui wawancara virtual dikutip Rabu (24/5/2023)..

"Dana itu akan dikelola tujuh OPD dari yang sebelumnya hanya lima OPD dilibatkan dalam penanganan Stuting," kata Muchlis Yojodolo.

Dia menejelaskan, angka Stunting di Kabupaten Buol naik turun empat tahun terakhir.

Dari data itu, ada dua Kecamatan menjadi locus Stunting.

Baca juga: Pemkab Buol Tujuh Kali Berturut-turut Raih Opini WTP dari BPK RI

Kecamatan Biau 226 kasus di tahun 2020, Kecamatan Bokat 186 kasus di tahun 2023.

"Jadi tahun 2020 itu kasus Stunting kami hanya 926 dan naik menjadi 1.082 kasus di tahun 2023. Ini memang menjadi PR kami di Buol," kata Muchlis Yojodolo.

Kemiskinan dan pendidikan, kata Kepala Inspektorat Sulteng itu, menjadi faktor mendongkrak angka Stunting di Kabupaten Buol.

Olehnya, ada beberapa hal yang menjadi perhatian Pemkab untuk penanganan Stunting.

Termasuk sarana, pemberdayaan manusia, dan transportasi.

"Di Buol hanya ada satu rumah sakit, 54 pustu, posyandu 160, bidan 224 orang, tenaga gizi 12 orang dan USG kebutuhan 13 unit tapi tersedia hanya delapan uni," papar Muchlis Yojodolo.

Selain itu, transportasi juga menjadi kendala karena untuk mencapai ibu kota provinsi lewat jalur darat itu sekitar 585.29 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 16 jam sampai 17 jam.

Baca juga: Ayah Perkosa Anak Kandung di Buol Diganjar Vonis Kebiri dan Penjara 16 Tahun

Sementara sarana kesehatan terdekat adalah Gorontalo. 

"Kami sementara mengupayan ada solusi dari jarak ini agar masyarakat dapat lebih cepat menjangkau ibu kota," tutur Muchlis.

Selain faktor kemiskinan, pernikahan di bawah tangan juga sangat tinggi di Kabupaten Buol.

"Intinya masih banyak yang perlu diintervensi spesifik. Intervensi pasangan usia subur, Intervensi ibu hamil, akses sanitasi dan bimbingan terhadap keluarga," jelas Muchlis.

Dia berharap adanya kerja sama lintassektor agar Stunting benar-benar bisa dicegah.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved