Perang Gaza

Terungkap Rencana Netanyahu Jika Israel Kalahkan Hamas, Bakal Kuasai Jalur Gaza Sepenuhnya

Israel telah memiliki rencana jika nantinya berhasil menaklukkan pasukan Hamas di Jalur Gaza.

EMMANUEL DUNAND / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu 

TRIBUNPALU.COM - Israel telah memiliki rencana jika nantinya berhasil menaklukkan pasukan Hamas di Jalur Gaza.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pihaknya bakal menguasai Jalur Gaza.

Hal itu termasuk mengendalikan keamanan di wilayah tersebut.

“Israel, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, akan memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan,” kata Netanyahu dalam wawancara dengan ABC News, Senin (6/11/2023).

Netanyahu menyoroti kegagalan intelijen Israel, Mossad, untuk mencegah serangan Hamas yang terjadi pada Sabtu (7/10/2023).

Menurutnya, saat Israel tidak memiliki kendali keamanan di Jalur Gaza, seperti apa yang terjadi sebelum serangan Hamas, menyebabkan keamanan negaranya terancam.

"Ketika kita tidak mempunyai tanggung jawab keamanan, yang kita alami adalah meletusnya serangan Hamas dalam skala yang tidak dapat kita bayangkan," tambahnya.

Pernyataan tersebut secara tidak langsung mengindikasikan Israel akan mempertahankan kendali di seluruh Jalur Gaza dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

Pendudukan Israel di Masa Lalu

Setelah Perang Enam Hari 1967 melawan koalisi Arab, Israel mengambil alih Jalur Gaza dari Mesir dan Tepi Barat dari Yordania.

Israel kemudian menempatkan pemukim dan militernya di wilayah tersebut, sebelum akhirnya menarik mereka pada 15 Agustus 2005.

Setelah serangan Palestina yang disebut intifada pertama pada 1993 dan intifada kedua pada 2000, Israel menarik diri dari 21 pemukiman di Jalur Gaza dan empat pemukiman di Tepi Barat, dikutip dari Relief web, layanan United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA).

Netanyahu: Tak Ada Gencatan Senjata Tanpa Pembebasan Semua Sandera

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak mengizinkan gencatan senjata melawan Hamas di Gaza sampai ada pembebasan semua sandera.

“Tidak akan ada gencatan senjata, gencatan senjata umum, di Gaza tanpa pembebasan sandera kami. Sejauh jeda taktis, satu jam di sini, satu jam di sana – kita sudah pernah mengalaminya sebelumnya,” lanjutnya.

Netanyahu mengatakan, ia hanya mengizinkan jeda kecil untuk memasukan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

“Saya kira kita akan memeriksa keadaan agar barang, barang kemanusiaan bisa masuk, atau sandera kita, sandera individu bisa pergi. Namun menurut saya tidak akan ada gencatan senjata secara umum,” lanjutnya.

Israel dan AS Membahas Jeda Kemanusiaan

Komentar Netanyahu muncul setelah Israel menghadapi tekanan internasional yang semakin besar setelah pemboman besar-besaran di Jalur Gaza, sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023).

Sebelumnya, sekutu dekat Israel, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, menelepon Benjamin Netanyahu dan mendesaknya untuk melakukan jeda kemanusiaan.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan Joe Biden ingin memfasilitasi lebih banyak bantuan yang masuk ke Jalur Gaza.

Ia juga berharap lebih banyak orang berkewarganegaraan AS yang segera meninggalkan Jalur Gaza selama jeda tersebut.

"Kami akan terus menganjurkan penghentian sementara dan lokal dalam pertempuran," kata John Kirby kepada wartawan dalam sambungan telepon, Senin (6/11/2023), dikutip dari Reuters.

Hamas Palestina vs Israel

Pernyataan Netanyahu tersebut menanggapi serangan terbaru Hamas di Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi dengan menerobos perbatasan Jalur Gaza.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan terhadap kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di Masjid Al Aqsa.

Hamas menculik kurang lebih 240 orang di Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang di wilayah Israel.

Benjamin Netanyahu menyatakan perang melawan Hamas pada Minggu (8/10/2023) dan mengerahkan pasukannya untuk memblokade Jalur Gaza.

Selain membombardir Jalur Gaza, Israel juga meluncurkan serangan udara, memutus aliran listrik, air, membatasi pengiriman bantuan dan memperluas serangan hingga ke Yerusalem dan Tepi Barat.

Serangan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 11.582 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Selasa (7/11/2023), seperti dilaporkan Al Jazeera.(*)

 

(TribunPalu.com/Tribunnews.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved