Banjir Poso

Beras, Tempat Tidur, Pakaian Hingga Barang Elektronik Warga Desa Bega Poso Basah Disapu Air

Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Desa Bega dan sekitarnya pada Jumat (15/12/2023) malam kurang lebih selama dua jam.

Editor: mahyuddin
SYAHRIL/TRIBUNPALU.COM
Sejumlah barang-barang elektronik milik warga Desa Bega, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, dilaporkan rusak setelah terendam air, Jumat (15/12/2023) malam. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Syahril

TRIBUNPALU.COM, POSO - Sejumlah barang-barang elektronik milik warga Desa Bega, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, dilaporkan rusak setelah terendam air, Jumat (15/12/2023) malam.

Selain itu, beras dan jagung milik warga ikut basah tergenang air.

"Kalau saya beras terendam, tetangga saya itu pakaian dan tempat tidur," ujar Kamaruddin warga Dusun 1, Desa Bega saat ditemui TribunPalu.com, Sabtu (16/12/2023).

Sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Desa Bega dan sekitarnya pada Jumat (15/12/2023) malam kurang lebih selama dua jam.

Baca juga: Diguyur Hujan 2 Jam, 85 Rumah Warga Desa Bega Poso Terendam Air

Air dari luapan Sungai Kasiguncu dan Sungai Tinombo.

Tinggi genangan air yang merendam sebagian rumah warga bervariasi, mulai dari sebetis hingga paha orang dewasa atau 40-70 centimeter.

Pantauan TribunPalu.com di lokasi kejadian, tepatnya di Dusun 1, Desa Bega sekira pukul 14.20 Wita semua genangan air telah surut.

Sisa-sisa sampah yang terbawa genangan masih terlihat di ruas jalan yang menghubungkan Desa Bega dan desa tetangga.

Terlihat sejumlah warga menjemur beras, jagung, pakaian dan tempat tidur mereka.

Kepala Desa Bega, Muhamad Kuru saat dikonfirmasi menyebut banjir kali ini merupakan yang terparah.

"Sebelumnya sudah sering tapi luapan airnya sampai mata kaki saja, ini sudah sampai paha orang dewasa," tutur Muhammad Kuru.

Dia berharap pemerintah terkait dapat melakukan intervensi, yaitu dengan membuat talud di Dusun 1 dan 2 sepanjang 150 meter.

Sebelumnya pemerintah telah membangun talud, namun kekuatannya masih belum cukup.

"Itu tidak bisa diintervensi pakai dana desa, makanya kami berharap pemerintah terkait mohon bantu kami," ucap Muhammad Kuru. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved