Sosok Palu

Bermodal Motor, Fadel Muhammad Jajakan Kopi Panas Khas Tanah Kaili di Kota Palu

Fadel Muhammad, 23 tahun, menekuni usaha kopi sejak empat bulan terakhir, tepatnya September 2023. 

Editor: mahyuddin
SYAHRUL/TRIBUNPALU.COM
Fadel Muhammad, 23 tahun, menjajakan kopi di Pantai Kampung Nelayan, Kota Palu. 

"Awalnya modal Rp 600 ribu, masih kopi gantung," tuturnya menceritakan awal usahanya. 

Baca juga: BPK Sulteng Mulai Periksa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Morowali

Bak pepatah "usaha tak mengkhianati hasil", Fadel mampu melengkapi perlengkapan racik kopi secara bertahap dari penghasilannya. 

" Sekarang so ta beli grindernya, termos, mokapot, ini dari penghasilan ini," ucapnya.

Kopi jualannya bervariatif.

Ada Kopi susu, original, susu gula aren, dan matcha latte. 

Kopi dijajakan Fadel jenis Robusta dan Arabika. 

Sementara untuk harganya terbilang standar, hanya merogoh kocek dari Rp 5 sampai Rp 8 ribuan saja. 

Fadel banyak menerima orderan di akhir pekan.

Kopi racikannya bisa laris hingga 60 gelas.

Kopi yang dijajakan Fadel dari hasil panen kebun kopi milik kakeknya. 

Kopi dari kebun dijemur dan disangrai di rumah. 

"Di Desa Loru ada 1 hektar, katanya orang tua dari Belanda bibitnya. Kalau tidak begini tidak tahu ada kopi keluarga di sana," jelas Fadel.

Baca juga: Remaja Putri Tewas Terseret Arus Air Terjun Wera Sigi Dikebumikan di TPU Donggala Kodi Palu

Sesekali juga ia masih membeli kopi di teman langganannya jika kehabisan bahan. 

Meski demikian, ia bisa memastikan seluruh bahannya hasil bumi tanah Kaili. 

"Sesuai istilah brand ku, jadi saya ambilnya khusus area Palu," kata Fadel.

Fadel setiap hari menempuh tiga jam atau 14 Km dari kampung halaman ke Kota Palu untuk berjualan.

Dia berencana membuka cabang menetap di Biromaru.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved