Jamaah Islamiyah Bubar

JI Bubar! Pelarian Sabarno Berakhir, Ngaku Nonton Drama Ertugrul Demi Hindari Kejaran Densus

Pelarian panjang Sabarno berakhir usai Jamaah Islamiyah (JI) atau Al Jamaah Al Islamiyah resmi membubarkan diri.

|
Tribunnews.com/Setya Krisna Sumarga
Sabarno alias Pak Sabar alias Amali merupakan pemimpin divisi Jamaah Islamiyah yang dicari-cari Densus 88 Antiteror. 

Itulah awal dari pelarian panjang Sabarno, yang membawa serta keluarganya. Anak-anaknya masih kecil saat itu.

Sosok Sabarno 

Sabarno lahir dari keluarga taat agama di Madiun. Ayahnya memberi ilham, memantik ghiroh, dan membentuk militansinya sebagai jamaah.

Saat kecil, ia senang membaca kisah-kisah heroiknya mujahidin Afghanistan, dari buku-buku yang dimiliki ayahnya. 

Teman-teman ayahnya juga satu lingkungan, dan menjadi bagian dari jamaah yang gairahnya besar terkait amalan jihad. 

Beranjak besar, Sabarno dikirim ke pesantren, dan ia masuk ke Pondok Pesantren Darusy Syahadah, Simo, Boyolali, Jateng. 

Dia masuk angkatan kedua di pesantren yang didirikan guru dan alumni Ponpes Al Mukmin Ngruki, Cemani, Sukoharjo.

Kisah Pelarian

Dalam perjalanan ke Ponpes Darusy Syahadah, Simo, Boyolali, Sabarno cukup banyak bercerita tentang sepenggal kisah pelariannya. 

Ditanya apakah kenal Gempur Budi Angkoro alias Urwah, Sabarno menjawab lirih.

“Ya kenal wong keluarga, tetanggaan juga,” jawab Sabarno

Gempur Budi Angkoro alias Urwah ini tewas saat menemani Noordin Mohd Top bersembunyi di sebuah rumah di Mojosongo, Kota Solo. 

Rumah itu diserbu Densus 88 Antiteror pada 16 September 2009 sekira pukul 22.30 WIB.

Pertempuran berlangsung hingga pagi karena Noordin Mohd Top melawan.

Ia menolak menyerah, dan akhirnya mati bersama tiga pendampngnya, yaitu Urwah, Ario Sudarso alias Aji, dan Susilo.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved