Anwar Hafid for Sulteng

Paham Kerja Kades, Anwar Hafid Sejahterakan Kepala Desa Majukan Sulteng

Sebagai mantan kepala desa di Rantebala pada tahun 1992, calon Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Anwar Hafid sangat memahami hal-hal yang harus diben

Editor: Haqir Muhakir
Handover
Sebagai mantan kepala desa di Rantebala pada tahun 1992, calon Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Anwar Hafid sangat memahami hal-hal yang harus dibenahi guna menunjang pemerintahan yang lebih sehat di masa depan. 

TRIBUNPALU.COM - Sebagai mantan kepala desa di Rantebala pada tahun 1992, calon Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Anwar Hafid sangat memahami hal-hal yang harus dibenahi guna menunjang pemerintahan yang lebih sehat di masa depan.

Dalam hal ini Anwar Hafid menawarkan konsep kepemimpinan kolaboratif untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam pernyataannya, Anwar Hafid menerangkan bahwa ia sangat memahami formula-formula yang disiapkan untuk memajukan desa.

Tujuannya hanya satu, agar desa bisa bersinergi bersama demi masa depan Sulteng yang lebih baik. 

Baca juga: Bukan Omdo, Anwar Reny Bisa Hilangkan Kemiskinan di Sulteng

“Karena saya pernah mengalami jadi kepala desa, saya paham formula apa yang harus kita lakukan agar desa kita ini semakin maju dan semakin gesit,” ucap Anwar Hafid, Rabu (21/8/2024). 
 
Satu hal yang menjadi fokus Anwar Hafid yakni soal penguatan Musyawarah Pembangunan Desa (Musbangdes). Di bawah kepemimpinannya nanti, seluruh aspirasi masyarakat di desa akan dilakukan terlebih dahulu uji publik.

Tujuan dari uji publik ini agar, semua aspirasi masyarakat sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Sehingga tidak ada lagi pengadaan fasilitas yang tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. 

“Jadi aspirasi masyarakat harus diuji publik kalo kita ingin supaya perencanaan kita buttom up, kita beri kesempatan pada masyarakat untuk melihat apakah program yang diusulkan itu sudah sesuai dengan aspirasi masyarakat,” tegas Anwar Hafid

Lebih komprehensif lagi, seluruh kepala dinas provinsi akan dibawa turun oleh Anwar Hafid di setiap Kabupaten di Sulteng. Para kepala dinas ini akan langsung bertemu dengan jajaran pemerintah di Kabupaten. 

Karena menurutnya, hanya dengan cara ini seluruh kebutuhan masyarakat bisa terakomodir dengan baik. Sehingga, tata kelola pemerintahan kolaboratif dapat tercipta. 

Anwar Hafid mengibaratkan, desa adalah kuda terdepan dalam sebuah rangkaian penarik kereta. Artinya, kuda terdepan harus terus diberi vitamin agar lajunya tidak kendur bahkan loyo.

“Kuda di depan pertama itu kepala desa, kuda kedua itu camat, kuda ketiga itu camat, kuda keempat itu bupati, dan kelima itu gubernur,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved