Banggai Hari Ini

Kasus DBD Telan Korban Jiwa 2 Tahun Terakhir, Dinas Kesehatan Banggai Genjot Inovasi Si Batik Maleo

Inovasi itu guna memperkuat peran siswa menjadi agen pencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

Penulis: Asnawi Zikri | Editor: mahyuddin
HANDOVER
Rapat koordinasi bertajuk Penguatan Gerakan Jumantik Lingkungan dan Implementasi Inovasi Si Batik Maleo tingkat Kabupaten Banggai di Hotel Swissbelinn, Luwuk Selatan, Senin (2/9/2024). 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Asnawi Zikri

TRIBUNPALU.COM, BANGGAI – Dinas Kesehatan Banggai mengintensifkan Gerakan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) hingga ke lingkungan sekolah. 

Gerakan itu dalam rangka menekan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.

Keterlibatan para siswa dalam pencegahan DBD diwujudkan melalui inovasi “Si Batik Maleo”, akronim dari Siswa Berantas Jentik dan Memantau Lingkungan Sekolah. 

Inovasi itu guna memperkuat peran siswa menjadi agen pencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

Implementasi dari gerakan tersebut dibahas dalam rapat koordinasi bertajuk Penguatan Gerakan Jumantik Lingkungan dan Implementasi Inovasi Si Batik Maleo tingkat Kabupaten Banggai di Hotel Swissbelinn, Luwuk Selatan, Senin (2/9/2024).

Dalam rakor yang dihadiri Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Banggai Ramli Tongko itu, Dinas Kesehatan Banggai melibatkan sejumlah pihak dari Dinas Pendidikan, Kemenag Banggai, puskesmas, pemerintah kecamatan, dan pihak sekolah.

Baca juga: Wujudkan Kesejahteraan Nelayan, Bupati Banggai Salurkan 29 Unit Mesin Katinting di Nambo

Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Banggai Ramli Tongko dalam sambutannya mengatakan, masalah DBD tak hanya berdampak pada masalah klinis individu, tetapi juga pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu, penanganannya pun tidak bisa mengandalkan pada organisasi kesehatan semata, tetapi membutuhkan peran aktif masyarakat lintas sektor.

“Melalui program ini, para siswa diharapkan tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang pentingnya kebersihan lingkungan, tetapi juga menjadi pelopor dalam praktik hidup sehat di lingkungan sekitar mereka,” ujar Ramli.

Dalam tiga tahun terakhir, terjadi fluktuasi jumlah kasus DBD di Kabupaten Banggai.

Dinas Kesehatan Banggai mencatat, hanya terdapat enam kasus DBD pada 2021. 

Lonjakan kasus DBD terjadi pada 2022 yaitu sebanyak 73 kasus dengan 1 kasus kematian.

Kemudian turun menjadi 65 kasus pada 2023 dengan 1 kasus kematian.

Baca juga: Supratman Andi Agtas Pastikan Kelancaran KTT IAF 2024 Melalui Pemeriksaan Imigrasi di Bali

Hingga Juli 2024, terdapat 45 kasus DBD dan belum ada kasus kematian.

“Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan dalam mengkampanyekan Gerakan Pemberantasan Dengue melalui pemberantasan sarang nyamuk 3 M Plus, termasuk Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik secara rutin, baik di lingkungan tempat tinggal/kantor maupun melalui inovasi Si Batik Maleo,” ujar Ramli.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved