Sulteng Hari Ini

BPBD Sulawesi Tengah Peringatkan Ancaman Megathrust di Tolitoli dan Buol

Menurut Peta Rawan Bencana BMKG, daerah Tolitoli dan Buol merupakan wilayah yang harus meningkatkan kewaspadaan.

Editor: Regina Goldie
Handover
Kepala Pelaksana BPBD Sulawesi Tengah, Akris Fattah Yunus menjelaskan setelah pergerakan lempeng tektonik yang terjadi di Jepang pada 4 Agustus lalu, ada kemungkinan terjadinya aktivitas tektonik di Indonesia.  

TRIBUNPALU.COM - Kepala Pelaksana BPBD Sulawesi Tengah, Akris Fattah Yunus menjelaskan setelah pergerakan lempeng tektonik yang terjadi di Jepang pada 4 Agustus lalu, ada kemungkinan terjadinya aktivitas tektonik di Indonesia. 

Menurut Peta Rawan Bencana BMKG, daerah Tolitoli dan Buol merupakan wilayah yang harus meningkatkan kewaspadaan.

Baca juga: 
Ancaman Banjir Meningkat, Abdul Karim Aljufri Soroti Dampak Perubahan Iklim di Sulteng

Akris Fattah Yunus mengatakan Sulteng belajar dari pengalaman bencana gempa dan tsunami di Palu sebelumnya untuk selalu waspada.
 
Para ahli geologi juga mengingatkan potensi gempa besar yang bisa dipicu oleh zona megathrust di Indonesia, termasuk di sekitar wilayah Sulawesi. 

Baca juga: 
Kanwil Kemenkumham Sulteng Perkenalan Layanan Kekayaan Intelektual di BGE 2024

megathrust adalah patahan yang sangat panjang di bawah laut yang dapat menyebabkan gempa bumi dengan magnitudo besar serta berpotensi menimbulkan tsunami.

Secara geografis, wilayah Sulteng terletak di jalur patahan akibat pertemuan beberapa lempeng, yaitu lempeng Pasifik, Indo-Australia, dan Eurasia.

Fenomena ini membuat wilayah Sulteng rentan terhadap bencana, terutama pergerakan tanah seperti gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi.

Baca juga: 
Investor Vietnam Tergiur Investasi Sektor Peternakan di Napu Valley Poso Sulteng

Berdasarkan data historis dari tahun 1927 hingga 2018, Sulteng telah mengalami 11 kali gempa dengan magnitudo di atas 6 SR.

Gempa yang disertai tsunami yang menyebabkan banyak korban jiwa terjadi pada 28 September 2018, mengakibatkan 2.830 orang meninggal, 701 orang hilang, 2.537 orang luka-luka, dan 53.173 kepala keluarga (KK) atau 172.999 jiwa mengungsi. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved