Iran Dituduh Merencanakan Pembunuhan Donald Trump Menjelang Pemilu

Departemen Kehakiman AS mendakwa seorang pria yang dituduh menerima perintah dari Garda Revolusi Iran (IRGC).

Editor: Regina Goldie
Handover
Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik untuk tahun 2024 Donald Trump dan Senator AS dari Ohio serta calon wakil presiden dari Partai Republik untuk tahun 2024 J.D. Vance bertepuk tangan pada hari kedua Konvensi Nasional Partai Republik 2024 di Fiserv Forum di Milwaukee, Wisconsin, 16 Juli 2024. 

TRIBUNPALU.COM - Departemen Kehakiman AS menyatakan FBI berhasil menggagalkan rencana Iran untuk membunuh Presiden terpilih Donald Trump sebelum Pilpres AS pada Selasa (5/11/2024).

Departemen Kehakiman AS mendakwa seorang pria yang dituduh menerima perintah dari Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk mempersiapkan rencana pembunuhan Donald Trump.

AS mengklaim, seorang pejabat IRGC pada bulan September lalu meminta terdakwa mengembangkan rencana untuk memantau dan membunuh Donald Trump sebelum pemilu.

Baca juga: Digitalisasi Transaksi Pembayaran, QRIS Solusi Efisien dan Aman

“Hanya ada sedikit aktor di dunia yang menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional AS seperti yang dilakukan Iran,” kata Jaksa Agung, Merrick Garland, dalam sebuah pernyataan, Jumat (8/11/2024) kemarin.

Tim kampanye Donald Trump mengatakan para pejabat AS telah memperingatkannya pada bulan September lalu mengenai dugaan rencana Iran untuk membunuhnya.

"Para penyelidik mengetahui rencana pembunuhan Donald Trump saat mewawancarai seorang warga Afghanistan bernama Farhad Shakeri, dan dia mengatakan kepada penyelidik bahwa sebuah kontak di IRGC mengarahkannya pada bulan September lalu untuk mengembangkan rencana dalam waktu tujuh hari untuk memantau dan bunuh Donald Trump," menurut laporan Associated Press (AP).

Baca juga: Sri Mulyani: Sentimen Global Akibat Donald Trump Penyebab Rupiah Tertekan

Sementara itu, laporan AP menunjukkan Shakeri saat ini masih buron di Iran.

Menurut pengaduan pidana yang dibuka di pengadilan federal di Manhattan kemarin, dua pria bernama Carlisle Rivera dan Jonathan Loadholt juga ditangkap atas tuduhan membantu pemerintah Iran memantau warga AS lainnya yang berasal dari Iran.

Menurut laporan, Shakeri mengatakan kepada penyelidik bahwa jika dia tidak dapat mencapai tujuannya sebelum pemilu, IRGC akan menunggu hingga pemilu presiden selesai untuk melanjutkan dan melaksanakan rencana tersebut.

Tuduhan terhadap Iran atas rencana pembunuhan terhadap Donald Trump pernah dilaporkan pada Juli lalu.

Baca juga: Sri Mulyani: Kemenkeu Kini Langsung di Bawah Presiden Prabowo, Bukan Kemenko Perekonomian

"Amerika Serikat telah menerima informasi intelijen dalam beberapa minggu terakhir tentang rencana Iran untuk membunuh Trump," lapor CNN pada Juli lalu.

Seorang pejabat AS pada saat itu mengatakan Dinas Rahasia AS memberi informasi kepada tim kampanye Donald Trump tentang peningkatan ancaman, sehingga mereka menambahkan sumber daya dan kemampuan untuk melindungi capres dari Partai Republik itu.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved