OJK Dorong Pasar Modal Indonesia Dukung Program Strategis Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya peran aktif Pasar Modal Indonesia dalam mendukung program-program strategis pemerintah dan target p

Editor: Haqir Muhakir
Handover
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya peran aktif Pasar Modal Indonesia dalam mendukung program-program strategis pemerintah dan target pertumbuhan ekonomi nasional melalui serangkaian program yang telah disiapkan. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Angelina

TRIBUNPALU.COM, JAKARTAOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya peran aktif Pasar Modal Indonesia dalam mendukung program-program strategis pemerintah dan target pertumbuhan ekonomi nasional melalui serangkaian program yang telah disiapkan.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam sambutannya pada acara pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada Kamis (3/1/2024).

Mahendra menjelaskan bahwa berbagai program Pasar Modal Indonesia difokuskan pada penguatan dan pengembangan pasar modal, termasuk peningkatan pendalaman pasar, yang melibatkan peningkatan jumlah dan kualitas perusahaan tercatat. 

Salah satu strategi utama adalah mendorong perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar untuk melantai di bursa serta meningkatkan porsi saham free float.

"OJK juga fokus pada penguatan regulasi dan sistem dalam proses Penawaran Umum agar lebih efisien dan transparan," ungkap Mahendra. 

Selain itu, pasar modal juga akan mengembangkan produk baru, infrastruktur, dan layanan transaksi efek. Program ini termasuk pengoptimalan penggunaan Efek Beragunan Aset (EBA) yang diharapkan dapat mendukung likuiditas pelaksanaan program 3 juta rumah.

Mahendra menambahkan bahwa OJK akan terus mendorong sinergi untuk memperkuat skema dan ekosistem EBA. 

Pasar Modal Indonesia juga akan mengembangkan produk baru yang berbasis pada prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance), serta mengoptimalkan pemanfaatan produk pasar modal yang ada, seperti bursa karbon.

Sementara itu, OJK juga menyiapkan program penguatan anggota bursa dan manajer investasi (MI) melalui peningkatan kapasitas, tata kelola, pengendalian internal, manajemen risiko, serta kepatuhan terhadap keamanan teknologi informasi dan operasional. 

Tujuannya, anggota bursa dan MI diharapkan dapat lebih berperan dalam memperluas penetrasi produk pasar modal, tidak terbatas hanya pada saham.

Dalam sambutannya, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk mendukung pengembangan Pasar Modal Indonesia, termasuk program pendalaman pasar melalui edukasi dan peningkatan literasi masyarakat. 

"Jual beli saham seharusnya sudah mulai diajarkan sejak tingkat sekolah dasar agar masyarakat lebih familiar dengan bursa efek," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga menegaskan dukungan pemerintah dalam menyempurnakan kerangka pengaturan di sektor keuangan, termasuk penyelesaian produk turunan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), serta implementasi pajak karbon dan regulasi batas emisi sektoral untuk mendorong pengembangan bursa karbon.

Per 30 Desember 2024, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 2,65 persen year-to-date (ytd) dengan posisi 7.079,91 poin, nilai kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp12.33 triliun, tumbuh sebesar 5,74 % ytd. Di pasar obligasi, Indeks Obligasi Corporate Bond Indonesia (ICBI) tumbuh sebesar 4,82 % ytd, mencapai angka 392,66.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved