OPINI
Mengkaji Logika Strategis dalam Diplomasi Global Ala Presiden Prabowo
Kekuatan suatu bangsa tidak lagi diukur dari kekuatan militer semata, melainkan dari kemampuan adaptasi dalam ekosistem global yang terus berubah.
Penulis Rabbany Muh Thariq
Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Unismuh Yogyakarta
Dalam simpang geopolitik yang rumit, Indonesia menghadapi tantangan fundamental yang melampaui batas-batas konvensional diplomasi tradisional.
Pemerintahan saat ini berdiri di persimpangan sejarah, di mana setiap keputusan diplomatik membentuk arsitektur kompleks kepentingan nasional yang melintasi batas-batas geografis, ekonomi, dan strategis.
Kekuatan suatu bangsa tidak lagi diukur dari kekuatan militer semata, melainkan dari kemampuan adaptasi dalam ekosistem global yang terus berubah.
Setiap kunjungan diplomatik, setiap nota kesepahaman, merupakan simpul dalam jaringan kompleks relasi internasional yang
membutuhkan navigasi cerdas dan multidimensional.
Kompleksitas Hubungan Internasional menghadirkan paradoks yang menuntut pemahaman mendalam.
Ketika Indonesia membangun kerja sama dengan kekuatan global seperti China, Rusia, Amerika Serikat, dan negara-negara Timur Tengah, setiap langkah diplomatik membawa beragam implikasi yang melampaui protokoler resmi.
Ia adalah upaya sistematis untuk memetakan ulang posisi strategis dalam tatanan dunia yang sedang bertransformasi.
Investasi pertahanan dan modernisasi alutsista tidak dapat dimaknai secara sederhana sebagai refleks militeristik.
Ia merupakan bagian dari konstruksi ketahanan nasional yang komprehensif, yang mencakup dimensi teknologi, ekologi, ekonomi, dan pertahanan.
Setiap alat utama sistem pertahanan adalah instrumen dalam ekosistem kompleks yang saling terhubung, di mana kelemahan satu simpul dapat mengguncang keseluruhan arsitektur strategis.
Ekonomi global menuntut kemampuan adaptasi yang tinggi.
Peningkatan ekspor dan diversifikasi ekonomi bukan sekadar pencapaian statistik, melainkan upaya sistematis untuk membangun ketahanan dalam jaringan nilai global yang semakin rumit.
Setiap kesepakatan dagang, setiap inisiasi kerja sama ekonomi, adalah medan pertempuran simbolik di mana kepentingan nasional dipertaruhkan.
OPINI: Pohon Aren – Harta Terpendam dari Hutan Sulawesi |
![]() |
---|
Teruntuk Menteri Bahlil: Jangan Cuma Hadiri Musda Golkar, Tindak Juga Tambang Ilegal di Sulteng |
![]() |
---|
OPINI: Keikhlasan Guru, Cahaya di Tengah Bayang-Bayang Stigma |
![]() |
---|
OPINI: 80 Tahun Kemerdekaan: Saatnya Indonesia Berbenah Dari Dalam |
![]() |
---|
Perubahan Kebijakan RKAB dari Masa Berlaku 3 Tahun ke 1 Tahun: Kepastian Hukum dan Penyesuaian Pasar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.