JOB Tomori

JOB Tomori Gagas Program Aksi Bergizi, Andalkan Teh Daun Kelor Atasi Anemia di Banggai

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan bahwa prevalensi Anemia pada remaja putri mencapai 32 persen. 

Penulis: Asnawi Zikri | Editor: Regina Goldie
HANDOVER / JOB TOMORI
AKSI BERGIZI: JOB Tomori bersama dengan Dinas Kesehatan Banggai dan FKM Unhas Makassar menyelenggarakan program “Aksi Bergizi” yang mengandalkan teh daun kelor sebagai solusi lokal untuk meningkatkan pola makan, status gizi, dan kadar hemoglobin remaja putri. (Handover/JOB Tomori) 

SMAN 1 Batui Selatan 42 siswi, kelompok kontrol yang menerima Multiple Micronutrient Supplement (MMS) sekali seminggu dengan edukasi kesehatan.

Selain pemberian teh kelor, dilakukan pula skrining hemoglobin (HB) untuk mendeteksi risiko Anemia, pemantauan gangguan menstruasi, serta evaluasi pola makan. 

Edukasi kesehatan diberikan melalui video informatif bertema “Anemia,” “Isi Piringku dan Jajanan Sehat,” “Kantin Sekolah Sehat,” serta “Aktivitas Fisik.”

Baca juga: Lapangan Vatulemo Palu Ditutup Sementara untuk Persiapan Shalat Idul Fitri

Langkah Kolaboratif untuk Generasi Sehat

Andry selaku General Manager JOB Tomori menyampaikan bahwa dengan pendekatan kolaboratif antara JOB Tomori, Dinas Kesehatan Banggai dan FKM Unhas Makassar, program “Aksi Bergizi” ini diharapkan dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi kesehatan remaja putri di Kabupaten Banggai sebagai bentuk pembekalan dalam mempersiapkan generasi masa depan yang sehat, berkualitas dan terhindar dari Stunting.

Inisiatif ini, tekan Andry, membuktikan bahwa pemanfaatan bahan lokal yang kaya nutrisi, seperti kelor, mampu menjadi solusi efektif dalam menekan angka Anemia dan meningkatkan kualitas hidup generasi muda.

Melalui program ini, diharapkan terjadi peningkatan kesadaran gizi, perbaikan pola makan, serta peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri. 

"JOB Tomori mengajak seluruh elemen dan komponen masyarakat untuk mendukung keberlanjutan program ini dengan memperhatikan aspek kesadaran individu, perubahan perilaku, penguatan budaya lokal, serta sistem pendukung yang berkelanjutan, maka dampaknya terhadap kesehatan remaja putri di Banggai dapat lebih maksimal dan berjangka panjang," tutur Andry. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved