Kesehatan

Brokoli Bisa Bantu Autisme dan Diabetes, Asal Masaknya Benar

Sulforafan berfungsi sebagai antikanker, antioksidan, dan antiinflamasi, serta diyakini mampu meredakan gejala autisme.

Editor: Regina Goldie
Sajian Sedap
BROKOLI - Ilustrasi tumis brokoli. Brokoli telah mendapatkan reputasi sebagai sayuran yang sangat baik karena tingginya kadar senyawa bermanfaat yang disebut sulforafan. 

Baca juga: FOTO: Ratusan Peserta Meriahkan Santika Palu Fit Sport Chill and Tread, Ada Fun Run dan Poundfit

 Oleh karena itu, sejauh ini jumlah sulforafan terbesar yang bisa didapatkan dari Brokoli adalah dengan mengunyah bunganya yang mentah. 

"Anda bisa mendapatkan jumlah sulforafan terbesar dari Brokoli dengan mengunyah kuntumnya mentah." 

Tim tersebut membeli seikat Brokoli dari pasar lokal dan mulai mengukur kadar senyawa dalam sayuran tersebut.

Pertama, mereka pada dasarnya menghancurkan Brokoli, memotongnya menjadi potongan-potongan berukuran 2 milimeter untuk mendapatkan aktivitas mirosinase sebanyak mungkin (ingat, aktivitas terjadi ketika Brokoli rusak).

Kemudian, mereka membagi sampel mereka ke dalam tiga kelompok. Satu kelompok dibiarkan mentah. 

Satu kelompok ditumis selama empat menit langsung setelah dipotong, dan kelompok ketiga dicincang lalu dibiarkan selama 90 menit sebelum ditumis selama empat menit juga.

Periode penantian selama 90 menit dimaksudkan untuk melihat apakah Brokoli memiliki lebih banyak waktu untuk mengembangkan senyawa bermanfaat sebelum dimasak sebentar.

Ternyata, Brokoli yang langsung ditumis memiliki 2,8 kali lebih sedikit sulforafan daripada Brokoli yang dibiarkan berkembang" lebih lama. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved