China Bikin Trump Ragu Soal Tarif, Klaim Tak Ada Negosiasi dengan AS

Pihak China sendiri membantah klaim tersebut dan mengkritik strategi pemerintahan Trump.

Editor: Regina Goldie
Facebook The White House
TARIF DAGANG AS - Foto ini diambil pada Kamis (3/4/2025) dari Facebook The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berbicara selama konferensi pers setelah menandatangani kenaikan tarif dagang baru antara AS dan negara lain di dunia, di Gedung Putih di Washington, DC, AS pada Rabu (2/4/2025). 

TRIBUNPALU.COM - China telah membuat Presiden Donald Trump ragu mengenai kebijakan tarif, dengan menyampaikan bahwa mereka tidak sedang menjalin negosiasi apa pun dengan Amerika Serikat, karena tarif tersebut dinilai justru merugikan AS dari segi politik dan ekonomi.

Sementara Trump dan Gedung Putih mengklaim bahwa hubungan dagang antara AS dan China menunjukkan kemajuan menuju kesepakatan, hingga kini belum ada bukti nyata yang mendukung pernyataan tersebut.

Pihak China sendiri membantah klaim tersebut dan mengkritik strategi pemerintahan Trump.

Meski pasar mengalami kenaikan pada hari Kamis, perang dagang tetap menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian Amerika Serikat dan menurunkan popularitas politik Trump.

Indeks S&P mengalami penurunan sebesar 10 persen sejak Trump mulai menjabat, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi resesi di AS serta meningkatnya kekhawatiran terhadap penguatan nilai tukar dolar.

Baca juga: Pemkab Banggai Peringati Hari Otonomi Daerah ke-29, Dorong Tata Kelola Daerah Berkualitas

Tingkat persetujuan Trump telah turun sejak perang dagang dimulai.

Tingkat persetujuan rata-rata Trump di atas 50 persen pada hari-hari pertama masa jabatan kepresidenannya, tetapi pada akhir April, tingkat persetujuan rata-ratanya turun di bawah 45 persen.

Alasan paling menonjol mengapa tingkat penerimaan terhadap Trump menurun adalah ekonomi, yang menjadi kekuatan Trump tahun lalu.

Sebuah jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis hari Rabu menemukan tingkat penerimaan terhadap ekonomi Trump  sebesar 37 persen, peringkat terendah selama dua masa jabatannya.

Trump juga semakin memberi sinyalemen kesediaannya untuk mengubah tarif, dengan mengisyaratkan minggu ini tarif akan diturunkan karena ia mendapat tekanan dari pasar obligasi yang tidak stabil dan peringatan dari para pemimpin bisnis bahwa tarif akan menyebabkan rak-rak toko kosong dalam hitungan minggu.

Pernyataan tersebut disampaikan setelah Menteri Keuangan Scott Bessent menyampaikan dalam pertemuan tertutup para investor pada hari Selasa bahwa ia memperkirakan akan terjadi "de-eskalasi" dalam perang dagang antara AS dan Tiongkok.

Baca juga: FOTO: Suasana Karyawan Hotel Santika Palu Bersihkan Pantai Kampung Nelayan Peringati Hari Bumi 2025

Semua ini kemungkinan akan memberi China pengaruh lebih besar dalam pertarungan antara dua negara ekonomi raksasa dunia.

"Dalam permainan adu taktik ini, Trump tampaknya lebih cenderung mengalah, terlepas dari retorikanya yang keras, karena ia telah menunjukkan bahwa ia akan mengalah dalam menghadapi tekanan yang cukup besar," tulis Owen Tedford, analis riset senior di Beacon Policy Advisors, dalam catatan riset hari Rabu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved