China Bikin Trump Ragu Soal Tarif, Klaim Tak Ada Negosiasi dengan AS
Pihak China sendiri membantah klaim tersebut dan mengkritik strategi pemerintahan Trump.
TRIBUNPALU.COM - China telah membuat Presiden Donald Trump ragu mengenai kebijakan tarif, dengan menyampaikan bahwa mereka tidak sedang menjalin negosiasi apa pun dengan Amerika Serikat, karena tarif tersebut dinilai justru merugikan AS dari segi politik dan ekonomi.
Sementara Trump dan Gedung Putih mengklaim bahwa hubungan dagang antara AS dan China menunjukkan kemajuan menuju kesepakatan, hingga kini belum ada bukti nyata yang mendukung pernyataan tersebut.
Pihak China sendiri membantah klaim tersebut dan mengkritik strategi pemerintahan Trump.
Meski pasar mengalami kenaikan pada hari Kamis, perang dagang tetap menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian Amerika Serikat dan menurunkan popularitas politik Trump.
Indeks S&P mengalami penurunan sebesar 10 persen sejak Trump mulai menjabat, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi resesi di AS serta meningkatnya kekhawatiran terhadap penguatan nilai tukar dolar.
Baca juga: Pemkab Banggai Peringati Hari Otonomi Daerah ke-29, Dorong Tata Kelola Daerah Berkualitas
Tingkat persetujuan Trump telah turun sejak perang dagang dimulai.
Tingkat persetujuan rata-rata Trump di atas 50 persen pada hari-hari pertama masa jabatan kepresidenannya, tetapi pada akhir April, tingkat persetujuan rata-ratanya turun di bawah 45 persen.
Alasan paling menonjol mengapa tingkat penerimaan terhadap Trump menurun adalah ekonomi, yang menjadi kekuatan Trump tahun lalu.
Sebuah jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis hari Rabu menemukan tingkat penerimaan terhadap ekonomi Trump sebesar 37 persen, peringkat terendah selama dua masa jabatannya.
Trump juga semakin memberi sinyalemen kesediaannya untuk mengubah tarif, dengan mengisyaratkan minggu ini tarif akan diturunkan karena ia mendapat tekanan dari pasar obligasi yang tidak stabil dan peringatan dari para pemimpin bisnis bahwa tarif akan menyebabkan rak-rak toko kosong dalam hitungan minggu.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah Menteri Keuangan Scott Bessent menyampaikan dalam pertemuan tertutup para investor pada hari Selasa bahwa ia memperkirakan akan terjadi "de-eskalasi" dalam perang dagang antara AS dan Tiongkok.
Baca juga: FOTO: Suasana Karyawan Hotel Santika Palu Bersihkan Pantai Kampung Nelayan Peringati Hari Bumi 2025
Semua ini kemungkinan akan memberi China pengaruh lebih besar dalam pertarungan antara dua negara ekonomi raksasa dunia.
"Dalam permainan adu taktik ini, Trump tampaknya lebih cenderung mengalah, terlepas dari retorikanya yang keras, karena ia telah menunjukkan bahwa ia akan mengalah dalam menghadapi tekanan yang cukup besar," tulis Owen Tedford, analis riset senior di Beacon Policy Advisors, dalam catatan riset hari Rabu.
Polres Morowali Tangkap Dua Terduga Pembunuh WNA di Desa Topogaro |
![]() |
---|
Curi Besi, Dua Pria Tewaskan WNA Asal China di Morowali Sulteng, Begini Kronologinya |
![]() |
---|
Tiga Pemuda Morut Dapat Beasiswa Kuliah Gratis di China |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Viral Video Syur Diduga Libatkan WNA dan Jubir Tambang di Morowali |
![]() |
---|
Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Siap Layani Rute Internasional Palu–Tiongkok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.