Donggala Hari Ini

Warga Binaan Rutan Donggala Sulap Limbah Plastik dan Tali Nilon Jadi Kerajinan Tangan

Melalui program pembinaan kemandirian, warga binaan dibekali keterampilan hidup yang bermanfaat untuk masa depan mereka.

|
Penulis: Misna Jayanti | Editor: Fadhila Amalia
Misna/TribunPalu.com
Di balik jeruji besi Rutan Kelas IIB Donggala, semangat produktif warga binaan terus tumbuh. Tidak hanya menjalani masa hukuman, mereka kini aktif mengikuti program pembinaan kemandirian yang membekali mereka dengan berbagai keterampilan kerajinan tangan. 

Laporan Wartawan TribunPalu, Misna Jayanti

TRIBUNPALU.COM, DONGGALA - Di balik jeruji besi Rutan Kelas IIB Donggala, Sulawesi Tengah, semangat produktif warga binaan terus tumbuh. 

Tidak hanya menjalani masa hukuman, mereka kini aktif mengikuti program pembinaan kemandirian yang membekali mereka dengan berbagai keterampilan kerajinan tangan.

Melalui program pembinaan kemandirian, warga binaan dibekali keterampilan hidup yang bermanfaat untuk masa depan mereka.

Baca juga: Rutan Kelas IIB Donggala Beri Remisi Kepada 239 Warga Binaan Saat Idulfitri 1446 H

Kepala Rutan Kelas IIB Donggala, Antonius Andry mengatakan pembinaan keterampilan ini menjadi salah satu fokus utama dalam proses pemasyarakatan. Ia menyebut bahwa kegiatan kerajinan tangan menjadi pilihan karena mampu mengasah kreativitas dan produktivitas.

"Salah satu program yang ada di Rutan Donggala yakni pembinaan kemandirian warga binaan. Contohnya mereka dilatih membuat tas maupun gantungan kunci rajutan dari bahan tali nilon dengan berbagai bentuk yang menarik," ujarnya kepada TribunPalu.com, Rabu (7/5/2025).

Ia menambahkan bahwa melalui program pembinaan kemandirian, para warga binaan dibina untuk mengembangkan keterampilan praktis yang diharapkan bisa menjadi bekal hidup setelah mereka bebas.

Baca juga: Rutan Donggala Usulkan 12 Narapidana Dapat Amnesti 2025

"Melalui bekal keterampilan ini kami berharap ketika bebas nanti, mereka bisa jadikan bekal hidup untuk bermasyarakat di luar. Selain itu kegiatan ini juga bisa menambah nilai ekonomi bagi warga binaan saat mereka bebas," ungkap Andry.

Selain membuat gantungan kunci dengan berbagai bentuk seperti kura-kura, warga binaan Rutan Donggala juga lihai membuat tas dari limbah plastik dengan berbagai model dan ukuran, bahkan hingga membuat meja layak pakai yang tidak kalah kokohnya dengan yang dijual diluaran.

Mereka juga dilatih untuk menenun sarung tenun Donggala atau buya sabe.

Meski produk hasil karya warga binaan sudah cukup beragam dan menarik, Andry mengakui bahwa pemasarannya saat ini masih terbatas. Penjualan dilakukan secara internal melalui ruang kunjungan rutan.

"Saat ini untuk pemasaran hasil kerajinan tersebut kami masih internal, kerajinannya kami pajang di ruang kunjungan. Sehingga yang membeli biasa para keluarga warga binaan saat berkunjung. Tidak sedikit juga ada keluarga yang memesan dalam jumlah banyak," jelas Andry.

Namun demikian, pihak Rutan memiliki rencana untuk memperluas jangkauan pemasaran. Mereka tengah mempertimbangkan untuk memanfaatkan media sosial untuk promosi digital.

Lebih lanjut, Kepala Rutan Kelas IIB Donggala itu menyebut bahwa tak hanya berhenti di dalam tembok rutan, hasil karya para warga binaan juga telah mendapat panggung di tingkat nasional dengan memamerkan berbagai kerajinan tangan.

Dalam peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan ke-61, Rutan Donggala ikut serta dalam pameran Hipafes yang dipusatkan di Lapangan Banteng, Jakarta.

"Kami dari Rutan Donggala pun berpartisipasi dengan mengirimkan hasil karya warga binaan kami berupa tas rajut, kemudian ada gantungan kunci, kemudian tas dari bahan limbah plastik dan juga hasil tenun kain Donggala yang dibuat oleh warga binaan kami," pungkas Andry. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved