Isu Presiden Boneka Dibantah Prabowo di Sidang Kabinet Paripurna
Bahkan, Prabowo menambahkan, kalau pun bisa, dirinya juga akan menghadap Abdurrahman Wahid (Gus Dur) atau Soeharto dan Soekarno untuk berkonsultasi.
TRIBUNPALU.COM - Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menanggapi pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto yang membantah dirinya sebagai boneka dari mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Prabowo menyampaikan klarifikasi tersebut dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (5/5/2025), merespons tudingan dari sejumlah pihak yang menyebut dirinya sebagai boneka Jokowi.
Ia pun menegaskan bahwa tuduhan itu tidak berdasar.
Baca juga: Donggala Percepat Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di 158 Desa dan 9 Kelurahan
“Saya dibilang, apa itu, presiden boneka. Saya dikendalikan oleh Pak Jokowi, seolah-olah Pak Jokowi tiap malam telepon saya. Saya katakan itu tidak benar," kata Prabowo, dikutip dari Tribunnews.com.
Menurut Prabowo, dirinya hanya meminta saran kepada Jokowi.
Prabowo mengatakan tidak ada yang salah apabila ia meminta saran kepada Presiden sebelumnya.
Tidak hanya Jokowi, tetapi juga eks Kepala Negara lain, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau Megawati Soekarnoputri.
Bahkan, Prabowo menambahkan, kalau pun bisa, dirinya juga akan menghadap Abdurrahman Wahid (Gus Dur) atau Soeharto dan Soekarno untuk berkonsultasi.
Baca juga: Curah Hujan Tinggi, Hasil Jagung Parigi Barat Tidak Maksimal
"Bahwa kita konsultasi, iya. Itu seorang pemimpin yang bijak. Konsultasi. Minta pendapat, minta saran. Beliau 10 tahun berkuasa," ujar Prabowo.
"Saya menghadap beliau tidak ada masalah, saya menghadap Pak SBY tidak ada masalah, saya menghadap Ibu Mega tidak ada masalah," lanjutnya.
"Kalau bisa menghadap Gus Dur, kalau bisa menghadap Pak Harto, menghadap Bung Karno, kalau bisa," paparnya.
Baca juga: Tiga Guru Besar Dikukuhkan, UIN Datokarama Palu Ukir Sejarah Baru
Penting bagi Prabowo untuk Tegaskan Dirinya Bukan Boneka Jokowi
Terkait penegasan Prabowo bukan boneka Jokowi, Ikrar Nusa Bhakti menilai, hal tersebut penting dikatakan oleh Prabowo.
Menurut Ikrar, itu bermakna bahwa Prabowo sudah tak lagi ingin mengikuti kemauan Jokowi.
Hal ini disampaikan Ikrar dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube Kanal SA, Rabu (7/5/2025) kemarin.
"Prabowo melihat enough is enough. Ya cukup adalah cukup udah cukup nih saya udah bulan ketujuh ya masa kemudian mau ikut terus apa ngikutin apa maunya Jokowi," kata Ikrar Nusa Bhakti.
"Makanya kalimat pertama pada hari Senin kemarin, pada saat sidang paripurna kabinet 5 Mei 2025 kemarin ya adalah 'saya bukan presiden boneka Jokowi,'" jelasnya.
Baca juga: Masjid Nabawi Padat Jamaah, Ini Lokasi 5 Pos Bantuan Jamaah
"Ya, saya akan selalu misalnya melakukan suatu diskusi dengan misalnya mantan-mantan presiden seperti misalnya dengan SBY, dengan Megawati," kata Ikrar.
"Bahkan dia [Prabowo, red.] bilang 'kalau Gus Dur masih hidup, Bung Karno masih hidup atau Pak Harto masih hidup, mungkin saya juga akan melakukan hal yang sama' gitu kan," tambahnya.
"Tapi, buat saya itu memang penting diutarakan oleh Prabowo. Ini memang penting. Kenapa demikian?" jelas Ikrar.
"Karena selama ini selalu dikatakan bahwa seakan-akan Prabowo itu masih menjadi dalam tanda kutip bukan cuma boneka, tapi kadang-kadang kacung gitu kan," paparnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: 9 Tahun Terbengkalai, Gedung SMA N 2 Palu Akhirnya Dibongkar
"Jadi ya nggak enaklah gitu kan, apa masih menteri yang harus ikut perintah presiden dan sebagainya," tandasnya.
Jokowi Tegaskan Prabowo Bukan Bonekanya
Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Prabowo Subianto bukanlah presiden boneka.
"Ndak ada (Presiden Boneka). Karena yang saya lihat kepemimpinan Pak Prabowo adalah kepemimpinan yang kuat," kata Jokowi saat ditemui di Kota Solo, Rabu (7/5/2025).
Ayah Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka ini menilai bahwa Prabowo memiliki karakter yang kuat dalam memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan.
Baca juga: Pendaftaran PAI Awards 2025 Dibuka, Segera Daftar Sebelum 19 Mei
"Beliau memiliki visi yang kuat, memiliki leadership yang kuat, program-programnya juga jelas. Step-step perencanaan diimplementasi juga baik," paparnya.
Jokowi juga menyebutkan bahwa Prabowo sering berkomunikasi dengan para mantan presiden, bukan hanya dengan dirinya.
Mantan presiden yang dimaksud adalah Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Ya ada bahwa berkomunikasi beliau dengan mantan presiden dan juga tidak hanya dengan saya, dengan Ibu Megawati dan Pak SBY juga berkomunikasi," jelasnya.
Selanjutnya, Jokowi tidak membenarkan bahwa Prabowo meminta masukan secara khusus kepada dirinya.
Baca juga: Masjid Nabawi Padat Jamaah, Ini Lokasi 5 Pos Bantuan Jamaah
Menurut Jokowi, ia dan Prabowo hanya lebih sering bertukar kabar.
"Nggak pernah. Ya, komunikasi misalnya telepon mengucapkan selamat tahun baru ya jam 1 malam telepon. Video call untuk ucapan selamat hari Idul Fitri," ungkapnya.
Jokowi menambahkan bahwa pertemuan terakhir mereka terjadi saat Prabowo mengundangnya untuk buka puasa.
"Jangan membayangkan seperti itu (Presiden Boneka) karena beliau memiliki kepemimpinan dengan leadership yang sangat kuat," tegasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Reaksi Jokowi usai Prabowo Copot Budi Arie dari Menteri |
![]() |
---|
Didik Madiyono Ditunjuk Jadi Plt Ketua Dewan Komisioner LPS |
![]() |
---|
Kuasa Hukum Roy Suryo Persoalkan Kualitas 99 Saksi di Kasus Ijazah Jokowi |
![]() |
---|
Kuasa Hukum Ungkap Perkembangan Kasus Ijazah Jokowi, 99 Saksi dan 600 Bukti Diperiksa Polisi |
![]() |
---|
Panas, Rismon Sianipar Sebut Rektor UGM Pengecut Terkait Polemik Ijazah Jokowi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.