Komunitas Sulteng
Event Ayo Color Run Tuai Kritik Peserta, Begini Tanggapan Ketua Backstager Sulteng
Kejadian tersebut menjadi pengingat akan pentingnya Skill Kompetensi dalam dunia penyelenggaraan acara.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli
TRIBUNPALU.COM, PALU - Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Backstagers Indonesia Sulawesi Tengah, Dede Ndobe, turut menanggapi polemik yang mencuat dalam pelaksanaan event Ayo Color Run di Lapangan Imanuel, Kelurahan Tanamodindi, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Minggu (8/6/2025).
Event yang semula diharapkan menjadi ajang olahraga dan hiburan itu justru menuai banyak kritik dari peserta.
Mereka mengeluhkan layanan yang dianggap tidak sebanding dengan biaya pendaftaran sebesar Rp200 ribu.
Hal itu terlihat dari ratusan komentar di akun Instagram resmi @ayocolor_run, yang menyoroti buruknya manajemen acara.
Sejumlah keluhan peserta antara lain menyangkut distribusi logistik, koordinasi yang dinilai kacau, hingga penempatan vendor makanan dan minuman yang tidak strategis.
Baca juga: Festival Danau Lindu 2025 Digelar Juli, Siap Masuk Kembali 110 Event Terbaik
Hal paling disorot peserta adalah doorprize yang dijanjikan panitia, namun tak kunjung diundi, sehingga menimbulkan dugaan penipuan.
Menanggapi hal itu, Dede Ndobe menyayangkan kejadian tersebut.
Dia menyebut bahwa insiden itu bisa mencoreng nama baik industri event di Sulawesi Tengah.
“Saya tidak dalam kapasitas untuk bisa menentukan siapa yang benar atau salah, tapi kejadian ini sangat disayangkan karena dapat berpotensi merusak citra industri event di Sulawesi Tengah,” kata Dede melalui sambungan telepon, Sabtu (14/6/2025).
Menurutnya, kejadian tersebut menjadi pengingat akan pentingnya Skill Kompetensi dalam dunia penyelenggaraan acara.
Ia menekankan bahwa setiap event harus ditangani pihak yang kompeten, memiliki pengalaman serta keahlian yang sesuai dengan skala dan jenis event yang di selenggarakan.
“Kalau dilihat dari klarifikasi kedua belah pihak, mungkin memang ada koordinasi yang tidak tuntas di awal perencanaan, dan sepertinya penyelenggara tidak menganalisa secara spesifik terkait kesesuaian keahlian Event Service Company atau ESCO yang terlibat. Sport event sebaiknya di lakukan oleh ESCO yang memiliki experience yang sudah ahli menangani Sport Event juga" jelas Dede.
Ia pun berharap agar pihak yang terlibat dapat bertanggung jawab dan menyelesaikan persoalan itu secara terbuka, demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri event lokal.
“Semoga ini jadi pelajaran penting, agar ke depan penyelenggaraan event bisa lebih profesional dengan perencanaan dan eksekusi yang matang,” tutupnya.
Baca juga: 83 Pelari Ramaikan Lalampa Fun Run 5 K di Parigi Moutong Sulteng
Aklamasi di Munas II Palu, Mahmud Marhaba Kembali Pimpin Pro Jurnalismedia Siber |
![]() |
---|
Kukuhkan Pengurus Baru IMA di Makassar, Gubernur Sulteng Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan |
![]() |
---|
Usharnaningsi Resmi Jabat Asprindo Sulteng Periode 2025-2030 |
![]() |
---|
28 Perusahaan Ikuti Pelatihan Akses E-Katalog Versi 5 dan 6 di Kantor Astekindo Sulteng |
![]() |
---|
FKPAPT Parigi Moutong Tanam Seribu Mangrove untuk Rehabilitasi Teluk Tomini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.