Trump Beri Dana Kemanusiaan Rp489 Miliar untuk Gaza, Tapi Ada Polemik
Pemberian hibah ini merupakan keputusan Presiden Donald Trump yang mengikuti arahan prioritas dari Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri.
TRIBUNPALU.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) di era kepemimpinan Donald Trump mengucurkan dana hibah senilai 30 juta dolar AS, atau sekitar Rp489 miliar, kepada Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF).
Pemberian hibah ini merupakan keputusan Presiden Donald Trump yang mengikuti arahan prioritas dari Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri, sebagaimana tercantum dalam dokumen USAID yang dikutip oleh Reuters.
Trump menyebut bantuan ini sebagai bagian dari respons cepat AS terhadap situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza.
Tujuannya untuk mengurangi penderitaan rakyat sipil, terutama perempuan dan anak-anak, yang paling terdampak oleh kekerasan militer.
"Biasanya organisasi penerima hibah USAID pertama kali harus melalui audit menyeluruh yang bisa memakan waktu berbulan-bulan," ujar seorang mantan pejabat senior AS.
"Namun untuk GHF, seluruh proses tersebut dilompati karena dianggap mendesak," imbuhnya
Rencananya hibah sebesar 30 juta dolar AS yang diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat kepada GHF untuk mendukung kebutuhan kemanusiaan mendesak di wilayah Gaza.
Di antaranya penyediaan makanan dan air bersih, pelayanan kesehatan darurat, perbaikan fasilitas umum dan tempat penampungan hingga pemulihan infrastruktur dasar seperti listrik dan sanitasi
Bantuan AS Picu Polemik
Meskipun tujuan dasar hibah ini adalah membantu warga sipil Palestina, keputusan mendanai GHF memancing perdebatan terkait keamanan, akuntabilitas, dan efek jangka panjang.
Sebagian kalangan mengkhawatirkan dana itu bisa disalahgunakan atau memperpanjang konflik alih-alih mendatangkan perdamaian.
Mereka bahkan mendesak pemeriksaan ketat terhadap aliran dana dan pertanggungjawaban GHF kepada publik.
Polemik ini dilontarkan bukan tanpa alasan. Pasalnya, GHF dianggap kontroversial karena beberapa alasan yang membuat berbagai pihak terutama di dunia Barat dan Timur Tengah—menaruh curiga terhadap operasional dan afiliasinya.
Meskipun GHF mengklaim hanya berfokus pada misi kemanusiaan, beberapa pihak mencurigai bahwa dana yang disalurkan berpotensi dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas non-kemanusiaan.
Selain itu beberapa laporan menyebut GHF tidak memiliki sistem audit yang terbuka dan akuntabel.
Ekspor Gurita Banggai ke Amerika Serikat Anjlok Akibat Tarif Resiprokal |
![]() |
---|
Adelante AS dan Banuamentor Kolaborasi Lewat Workshop, Dorong UMKM Sulteng Berinovasi |
![]() |
---|
10 Negara dengan Omzet Judi Online Terbesar 2025, Indonesia Duduki Nomor Berapa? |
![]() |
---|
Trump Berulah Lagi, Bagikan Video AI Obama Ditangkap FBI hingga Jadi Napi, Pengalihan Isu Epstein? |
![]() |
---|
Belajar dari John F Kennedy |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.