Donald Trump Siap Bahas Konflik Jalur Gaza dengan Netanyahu di Washington

Trump juga menyebutkan bahwa dalam pertemuan itu, mereka akan membahas situasi yang terjadi di Iran.

Editor: Regina Goldie
Facebook The White House
TRUMP DAN NETANYAHU - Tangkapan layar The White House pada Kamis (10/4/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (kanan) berfoto di Ruang Oval, Gedung Putih, pada hari Selasa (8/4/2025). Pada 1 Juli 2025, Trump mengatakan akan tegas kepada Netanyahu mengenai gencatan senjata di Gaza, dalam pertemuan mendatang bersama Netanyahu di Gedung Putih pada 7 Juli 2025. 

TRIBUNPALU.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa ia akan membicarakan kondisi Jalur Gaza bersama sekutunya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang dijadwalkan berkunjung ke Washington pada minggu depan, tepatnya Senin (7/7/2025).

Trump juga menyebutkan bahwa dalam pertemuan itu, mereka akan membahas situasi yang terjadi di Iran.

"Saya akan bersikap sangat tegas kepada Benjamin Netanyahu" katanya berbicara mengenai perlunya mengakhiri perang di Jalur Gaza.

"Benjamin Netanyahu juga menginginkannya," katanya kepada wartawan saat meninggalkan Gedung Putih untuk mengunjungi pusat penahanan migran di Everglades, Florida, Selasa (1/7/2025).

Sebelumnya, Donald Trump mengulangi prediksinya bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera akan segera tercapai.

"Saya kira kita akan mencapai kesepakatan minggu depan," katanya.

Presiden AS juga mengatakan ia dan Netanyahu akan membahas upaya pemulangan sandera di Gaza.

“Kami ingin mendapatkan kembali para sandera," ujarnya, seperti diberitakan The Times of Israel.

Komentar Donald Trump menyusul pengumuman Netanyahu pada hari Senin (1/7/2025) bahwa ia akan mengunjungi Washington, DC minggu depan untuk bertemu dengan Trump.

Netanyahu dijadwalkan akan berangkat ke Washington pada hari Sabtu (5/7/2025) dan akan bertemu dengan Trump pada hari Senin, 7 Juli 2025.

Salah satu pemimpin senior Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Sami Abu Zuhri menyatakan tekanan Trump terhadap Israel akan menjadi faktor kunci dalam mencapai terobosan dalam upaya gencatan senjata yang goyah.

"Kami meminta pemerintah AS untuk menebus dosanya terhadap Gaza dengan mengumumkan gencatan senjata. Bertaruh pada kemungkinan Hamas menyerah adalah sebuah kesalahan. Alternatifnya adalah mencapai kesepakatan, dan Hamas siap untuk itu," katanya.

Israel melancarkan serangan udara dan artileri intensif di Jalur Gaza utara dan selatan pada hari Selasa (1/7/2025), menghancurkan sejumlah rumah.

Penduduk Gaza mengatakan ribuan orang kembali mengungsi setelah Israel mengeluarkan peringatan evakuasi baru.

Sementara tank-tank Israel maju ke wilayah timur Kota Gaza di utara, dan ke Khan Yunis dan Rafah di selatan, seperti diberitakan Al Arabiya.

Otoritas kesehatan Gaza mengumumkan serangan tersebut menewaskan setidaknya 20 orang dan sejumlah rumah hancur di lingkungan Shujaiya dan Zeitoun di Kota Gaza, serta di bagian timur Khan Yunis dan Rafah.

Setelah gencatan senjata selama enam minggu di awal tahun ini, pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata terhenti.

Hamas menawarkan untuk membebaskan semua sandera dan mensyaratkan gencatan senjata penuh, sebuah usulan yang ditolak oleh Israel.

Sementara itu, mediator Qatar dan Mesir telah mengintensifkan kontak mereka dengan kedua belah pihak namun belum ada perkembangan yang siginifikan.

Setidaknya 56.647 warga Palestina telah tewas dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, kata Kementerian Kesehatan Palestina, Selasa.

Selain itu, 116 jenazah dibawa ke rumah sakit dalam 24 jam terakhir, dengan 463 orang terluka, sehingga jumlah korban luka menjadi 134.105 akibat serangan Israel, seperti diberitakan Anadolu Agency. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved