Haji 2025
DPR Desak Kemenag Usut Tuntas Hilangnya 3 Jemaah Haji Indonesia
Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi PKB, Cucun Ahmad Syamsurijal, menyoroti hilangnya tiga warga negara Indonesia (WNI) saat menjalankan ibadah haji.
TRIBUNPALU.COM - DPR RI menanggapi kabar hilangnya tiga jemaah haji asal Indonesia yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi PKB, Cucun Ahmad Syamsurijal, menyoroti hilangnya tiga warga negara Indonesia (WNI) saat menjalankan ibadah haji di Arab Saudi.
Cucun meminta pemerintah, terutama Kementerian Agama, untuk segera mengusut dan memastikan kondisi serta keberadaan ketiga jemaah tersebut.
“Bukan hanya dorongan. Tugas kan, pastikan, statusnya kepada penanggung jawab PPIH di sana,” kata Cucun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Cucun meminta agar pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama, yang masih bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan haji, dapat segera memberikan kejelasan kepada publik dan keluarga jemaah yang hilang.
“Kita sampaikan kepada pemerintah, terutama Kementerian Agama yang masih bertanggung jawab mengurusin jemaah haji. Harus memastikan jemaah ini bisa ditemukan kalau masih hidup,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa jika ketiganya sudah meninggal dunia, maka kepastian tersebut tetap harus disampaikan secara resmi kepada pihak keluarga. Menurutnya, tidak boleh ada ketidakpastian atas status jemaah.
“Walaupun misalkan sudah meninggal juga harus ada kepastian buat keluarga. Nggak boleh tidak ada kepastian. Ini menjadi catatan kita juga DPR,” tandasnya.
Hal serupa juga disampaikan anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Mahdalena.
Ia mendesak pemerintah agar lebih serius dan sigap dalam menangani kasus hilangnya tiga jemaah haji asal Indonesia di Makkah, Arab Saudi.
Dia meminta Kementerian Agama bersama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi meningkatkan intensitas pencarian secara menyeluruh dan transparan.
"Saya sangat prihatin atas hilangnya tiga jemaah kita di Tanah Suci. Pemerintah harus serius, sigap, dan transparan dalam proses pencarian. Ini menyangkut nyawa dan keselamatan warga negara kita," ujar Mahdalena dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Mahdalena menekankan pentingnya koordinasi erat antara otoritas Indonesia dan keamanan Arab Saudi, serta optimalisasi teknologi dalam pelacakan, seperti penggunaan kamera CCTV di area-area strategis dan pemanfaatan data pergerakan jemaah.
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan laporan manual. Sudah saatnya ada sistem pelacakan yang lebih modern, dan pemerintah wajib mengevaluasi sistem manajemen pergerakan jemaah secara menyeluruh," ujarnya.
Ia juga menyoroti perlunya penyampaian informasi yang jelas dan rutin kepada keluarga korban agar tidak terjadi kebingungan atau simpang siur di tengah situasi yang mengkhawatirkan.
Selain itu, Mahdalena meminta adanya evaluasi mendalam terhadap sistem bimbingan dan pendampingan bagi jemaah haji, khususnya mereka yang lanjut usia atau memiliki keterbatasan fisik dan mental.
"Setiap jemaah adalah tanggung jawab negara. Kita tidak boleh anggap sepele hal ini. Komisi VIII akan terus memantau dan meminta laporan perkembangan dari Kementerian Agama secara berkala," pungkas Mahdalena.
Dibahas Timwas Haji
Cucun mengatakan, persoalan ini akan menjadi bagian dari pembahasan menyeluruh yang akan dilakukan Timwas Haji DPR RI.
Menurutnya, evaluasi total atas penyelenggaraan haji tahun ini akan dilakukan dalam waktu dekat secara lintas komisi, mengingat Timwas sudah memiliki status sebagai panitia khusus (pansus).
“Karena kita rencana saya itu dalam minggu atau minggu ini atau minggu depan, semua Timwas kita akan rapat meng-evaluasi total,” ucapnya.
“Nanti evaluasinya kan sudah jelas. Karena ini bukan lagi Komisi VIII karena sudah Timwas. Otomatis lintas komisi. Sudah pansus kan,” lanjutnya.
Cucun menegaskan bahwa Timwas akan melakukan rapat besar untuk membahas berbagai persoalan penyelenggaraan haji, termasuk kasus hilangnya tiga jemaah haji asal Indonesia.
“Makanya nanti minggu ini atau minggu depan kita akan lakukan gelar rapat Timwas. Termasuk tadi isu yang tiga WNI ini, kalau emang sekarang sebelum statusnya diketahui, harus segera,” ujarnya.
PPIH Terus Mencari Jemaah Haji yang Hilang hingga Minta Bantuan Arab
Dilansir Tribunnews.com, jemaah haji lansia dinyatakan hilang sejak akhir Mei 2025 dan hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Hingga saat ini, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi masih mencari keberadaan para korban.
Kepala Bidang Pelindungan Jemaah Kolonel Harun Al Rasyid kepada wartawan sempat menyeut jika ada jemaah yang terlepas dari kloternya sejak kedatangan dua hari dan tiga hari di Tanah Suci.
"Jemah ini terlepas dari rombongannya sebelum Armuzna," kata Harun Arrasyid Juni silam.
Ia merinci mereka yang hilang adalah Nurimah (80), jemaah kelompok terbang 19 Embarkasi Palembang. Nurimah dilaporkan pergi dari hotel 614 dan tak kembali lagi sejak 28 Mei atau dua hari setelah tiba di Makkah.
Kemudian Sukardi (67), jemaah kelompok terbang 79 Embarkasi Surabaya. Sukardi dilaporkan pergi dari hotel 813 dan tak kembali lagi sejak 29 Mei atau dua hari setelah tiba di Makkah.
Terakhir, Hasbulah (73), jemaah kelompok terbang 7 Embarkasi Banjarmasin. Hasbullah dilaporkan meninggalkan hotel 709 pada Selasa (17/6) dini hari.
Dalam keterangan terbarunya, Harun menjelaskan, pihaknya telah membentuk dua tim untuk mencari ketiga jemaah. Proses pencarian ini dilakukan di berbagai tempat, termasuk sejumlah rumah sakit (RS) sekitar Makkah dan Jedah.
Sejumlah tempat yang sudah ditelusuri antara lain Jabal Khandamah, Jabal Tsur, Kamar Mayat RS An-Noor Makkah. Pencarian juga dilakukan pada sejumlah tempat di sekeliling hotel tempat tinggal jemaah, kawasan Arafah dan Muzdalifah, perbatasan Makkah dan al-Lith, serta pengecekan CCTV.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan unsur kesehatan, KKHI Makkah, pihak KJRI, dan beberapa kantor polisi di wilayah Makkah.
Harun mengatakan PPIH juga minta batuan pada otoritas rab Saudi mencari jemaah hilang ini.
"Kami menyampaikan hal ini sekaligus minta bantuan saat kunjungan Wakil Menteri Haji dan Umrah ke kantor misi haji Indonesia di Daker Makkah," jelasnya.
Ibadahnya Haji Dibadalkan
Terkait dua jemaah Indonesia yang hilang ini, Menteri Agama Nasaruddin Umar membenarkan sudah dilakukan pencarian secara intensif, namun kedua jemaah belum ditemukan.
Namun demikian untuk ibadah haji mereka sudah dibadalkan oleh PPIH.
"Ada dua jemaah yang hilang, sampai sekarang ini masih dicari intensif. Tapi itu sudah dibadalkan semua," kata Menag usai rapat koordinasi pemulangan jemaah haji di Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia di Jeddah, Arab Saudi, Senin (16/6/2025). (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Layanan Haji Khusus Indonesia Tahun 2025 Dinilai Meningkat, Pengawasan Kemenag Berjalan Efektif |
![]() |
---|
KUH KJRI Jeddah Umumkan 40 Jemaah Haji Masih Dirawat di Arab Saudi |
![]() |
---|
Sebanyak 446 Jemaah Haji asal Indonesia Wafat di Tanah Suci Tahun 2025 |
![]() |
---|
Haji 2025 Dinilai Gagal Total, DPR Desak KPK Selidiki Dugaan Penyimpangan |
![]() |
---|
Kementerian Haji dan Umrah Bentuk Lintas Sektor Persiapan Haji 2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.