Sigi Hari Ini
Angka Stunting di Sigi Naik, Abd Rifai Soroti Penanganan Pemerintah yang Dinilai Tidak Merata
Menurut Rifai, Stunting tidak bisa dipisahkan dari persoalan kemiskinan yang bersifat struktural di tengah masyarakat.
Penulis: Andika Satria Bharata | Editor: Regina Goldie
"Minimal mereka yang baru menikah itu sudah harus dibekali informasi dan pendampingan. Karena mereka yang paling berisiko melahirkan anak-anak yang mengalami Stunting," tambah Rifai.
Menurutnya, apabila penanganan dilakukan secara dini dan melibatkan lintas sektor secara aktif, angka Stunting di Sigi bisa ditekan secara signifikan.
“Persoalan ini sebenarnya soal angka saja. Tapi dari angka itu kita bisa evaluasi apakah program pemerintah dalam menurunkan Stunting sudah berjalan dengan baik atau belum,” ucapnya.
Rifai juga menekankan bahwa tanggung jawab dalam menurunkan angka Stunting tidak bisa hanya dibebankan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) melalui APBD. Ia menilai kolaborasi lintas sektor, termasuk lembaga keagamaan, sangat penting.
“Saya setuju dengan pernyataan Bupati Sigi bahwa semua pihak harus berkolaborasi. Kemenag misalnya, sangat penting perannya dalam memberikan edukasi tentang bahaya pernikahan dini dan penguatan nilai-nilai keagamaan kepada generasi muda,” tuturnya.
Ia menilai penguatan dari sisi keagamaan dapat menjadi strategi preventif untuk mencegah pergaulan bebas dan pernikahan dini yang menjadi pintu awal munculnya Stunting dan kemiskinan baru.
“Intinya, penurunan angka Stunting dan kemiskinan memerlukan kerja bersama lintas sektor. Tidak bisa hanya mengandalkan satu instansi,” pungkas Rifai.
Berdasarkan data tahun 2024, Kabupaten Sigi mengalami lonjakan angka Stunting dari 26,4 persen menjadi 33 persen atau naik 6,6 persen. Kenaikan ini menjadi alarm bagi daerah yang sebelumnya mencatat tren penurunan selama tiga tahun berturut-turut.
Baca juga: 352 Siswa Baru Ikuti MPLS di SMPN 4 Palu, KBM Dimulai 14 Juli 2025
Sigi menjadi salah satu dari lima kabupaten/kota di Sulawesi Tengah yang mengalami kenaikan prevalensi Stunting tahun ini, bersama Banggai Kepulauan (28,4 persen), Buol (36,9 persen), Banggai Laut (26,6 persen), dan Kota Palu (25,6 persen).
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sigi, Ariyanto, menyebutkan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sigi per 29 September 2024 tercatat sebanyak 11,03 persen atau sekitar 29.800 jiwa dari total penduduk sekitar 270 ribu jiwa.
Data ini menunjukkan bahwa isu kemiskinan dan Stunting di Sigi masih menjadi tantangan besar yang memerlukan perhatian serius dan sinergi nyata dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah.(*)
HUT RI ke-80, Polres Sigi Teguhkan Komitmen sebagai Garda Terdepan Pengayom Rakya |
![]() |
---|
Warga Desa Kamarora Jadi Kunci Ungkap Kasus Narkoba, Dua Pria Ditangkap Polres Sigi |
![]() |
---|
Pengedar Sabu di Sigi Terancam 20 Tahun Penjara, Polisi Jerat dengan UU Narkotika |
![]() |
---|
Polres Sigi Gagalkan Peredaran Sabu di Dolo Selatan, Pemuda 25 Tahun Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Anggota DPRD Sigi Enos Ajak Warga Kinovaro Teladani Semangat Bung Karno di HUT RI ke-80 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.