Netanyahu Ajukan Syarat Baru, Peluang Gencatan Senjata Israel-Hamas Kian Menipis

Langkah ini dinilai dapat menghambat kemajuan dalam proses negosiasi yang selama ini telah berjalan alot.

Editor: Regina Goldie
Instagram @b.netanyahu
BENJAMIN NETANYAHU - Foto ini diambil dari Instagram Netanyahu pada Selasa (25/3/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memperkenalkan syarat baru dalam proposal gencatan senjata selama 60 hari dengan Hamas, yang dinilai memperkecil peluang tercapainya kesepakatan damai. 

Trump dijadwalkan mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan Netanyahu dalam beberapa hari mendatang, dan diyakini akan mendesak pemimpin Israel tersebut untuk menyepakati penghentian perang dan memfasilitasi pemulangan sekitar 50 sandera yang masih ditahan Hamas.

Menurut data pemerintah Israel, sebanyak 28 sandera telah dipastikan tewas, termasuk Hadar Goldin yang diculik pada tahun 2014, serta 27 lainnya yang diculik pada 7 Oktober 2023, termasuk dua warga AS, Omer Neutra dan Itay Chen. Dengan demikian, terdapat 22 sandera yang diperkirakan masih hidup, meskipun keberadaan dan kondisi mereka belum sepenuhnya dipastikan.

Baca juga: Harga Beras Naik Tajam, Pemerintah Genjot Penyaluran SPHP

Hamas Siap Bebaskan 10 Sandera, Tapi Tetap Teguh pada Syarat

Sementara itu, Hamas melalui pernyataan juru bicara Taher Al-Nono kepada Al Jazeera menyatakan kesiapan mereka untuk membebaskan 10 sandera sebagai bagian dari upaya memperlancar distribusi bantuan kemanusiaan dan menghentikan pertempuran sementara.

Namun, Al-Nono tidak merinci apakah para sandera tersebut dalam kondisi hidup atau sudah meninggal.

“Putaran negosiasi saat ini menghadapi tantangan besar. Sikap kami tetap tegas: tidak akan ada kesepakatan tanpa penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan penghentian total agresi,” tegas Hamas dalam pernyataan resminya.

Mereka juga menyerukan adanya jaminan internasional, dengan menegaskan bahwa Amerika Serikat memegang peran kunci untuk menekan Israel agar menghentikan perang, jika benar-benar memiliki kemauan politik.

Baca juga: Sekolah Rakyat Terapkan Sistem Multi Entry Multi Exit, Belajar Disesuaikan dengan Kemampuan Siswa

AS Lanjutkan Negosiasi di Doha

Utusan Khusus AS, Steve Witkoff, mengumumkan bahwa ia akan melanjutkan negosiasi di Doha pekan ini, bersama para mediator regional.

Proses diplomasi ini disebut-sebut krusial dalam mencapai titik temu antara tuntutan Hamas dan persyaratan dari pihak Israel.

“Saya optimis kita dapat mencapai kesepakatan minggu ini,” ujarnya kepada para wartawan. (*)

Sumber: Tribunnews.com

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved