Donggala Hari Ini

Festival Temu Lempeng 2025, Siap Digelar di Desa Siweli Donggala, Suarakan Isu Lingkungan

Festival ini menjadi ajang perayaan unik yang menggabungkan kekuatan alam, sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan dipadukan dalam satu panggung.

|
Penulis: Misna Jayanti | Editor: Fadhila Amalia
Misna/TribunPalu.com
Pemerintah Kabupaten Donggala melalui Dinas Pariwisata siap menggelar Festival Temu Lempeng pada 25 hingga 26 Juli 2025 di Desa Siweli, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala. 

Laporan Wartawan TribunPalu, Misna Jayanti

TRIBUNPALU.COM, DONGGALA - Pemerintah Kabupaten Donggala melalui Dinas Pariwisata siap menggelar Festival Temu Lempeng pada 25 hingga 26 Juli 2025 di Desa Siweli, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala.

Festival ini menjadi ajang perayaan unik yang menggabungkan kekuatan alam, sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan dipadukan dalam satu panggung.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Donggala, Muhammad mengatakan persiapan menuju festival kini sudah memasuki tahap akhir. 

Baca juga: Festival Temu Lempeng 2025, Siap Digelar di Desa Siweli Donggala

Pemerintah daerah, pemerintah kecamatan hingga desa, lembaga adat, akademisi, organisasi pariwisata, pelajar, dan seluruh lapisan masyarakat bahu-membahu mempersiapkan berbagai kebutuhan festival.

"Persiapan kami saat ini progresnya naik terus Insya Allah bisa terlaksana sesuai harapan kami semua. Kami melihat antusiasme warga yang luar biasa Ini merupakan bukti dukungan penuh baik material, pemikiran maupun dukungan fisik di lapangan," ujarnya kepada TribunPalu.com Senin (21/7/2025).

Ia menambahkan, bahwa "Lempeng" diambil sebagai simbol pertemuan kekuatan besar yang membentuk sesuatu yang baru. Filosofi ini merefleksikan pertemuan antara budaya, nilai, dan sejarah, sekaligus menjadi titik temu berbagai arus alam, bencana, cerita lama, dan harapan masa depan.

Muhammad menjelaskan pesan yang ingin disampaikan pada Festival Temu Lempeng 2025 untuk menggabungkan sejumlah aspek yaitu sains geologi dan biodiversitas, edukasi tentang zona patahan Palu-Koro yang termasuk dalam wilayah Wallacea, kearifan budaya lokal hingga sebagai promosi wisata.

"Pesan yang ingin disampaikan kepada publik melalui festival ini adalah mempopulerkan kearifan budaya lokal hingga mempromosikan destinasi wisata alam Desa Siweli, termasuk panorama khatulistiwa yang unik," jelasnya.

Baca juga: Sokong Ekonomi Akar Rumput, Kemenkum Sulteng Hadiri Peluncuran Koperasi Merah Putih Oleh Presiden RI

Lebih lanjut, Festival Temu Lempeng di Siweli juga memberi ruang untuk menyuarakan isu lingkungan, khususnya dalam konteks konservasi dan edukasi geologi yang dapat memperkuat kesadaran ekologis masyarakat di Kabupaten Donggala.

Seluruh dekorasi panggung, area pameran, dan souvenir akan menggunakan produk lokal serta bahan daur ulang. 

"Kelengkapan festival ini menggunakan produk lokal dan bahan daur ulang untuk dekorasi panggung, tempat pameran serta souvenir ramah lingkungan. Mari sama‑sama menjaga kelestarian alam sekitar dengan memisahkan sampah sesuai jenisnya selama festival," ungkap Muhammad.

Kepala Dinas Pariwisata itu juga mengajak seluruh masyarakat untuk hadir dan merayakan keunikan alam dan budaya Sulawesi Tengah di Desa Siweli melalui Festival Temu Lempeng.

Baca juga: Bupati Sigi Resmi Tutup Festival Danau Lindu 2025, Tercatat 18.784 Pengunjung

"Mari rayakan keunikan alam dan budaya Sulawesi Tengah di titik nol derajat Khatulistiwa. Festival Temu Lempeng bukan hanya tempat berkumpulnya seni dan ilmu, tetapi juga ruang kebanggaan bersama sebagai bagian dari kawasan geologi dunia," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved