KPI Usul Revisi UU Pemda Jadi Solusi Permasalahan KPID di Daerah
Menurutnya, beban kerja KPID cukup berat karena harus menjangkau seluruh wilayah provinsi, sementara KPI belum ada di kabupaten/kota.
Penulis: Zulfadli | Editor: Fadhila Amalia
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli
TRIBUNPALU.COM, JAKARTA – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat mengusulkan revisi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai solusi atas persoalan kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID).
Ketua KPI Pusat, Ubaidillah, mengungkapkan hal itu dalam audiensi bersama Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri, Bahtiar, di Kantor Kemendagri, Selasa (22/7/2025).
“Sejak terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, KPID di seluruh provinsi mengalami kesulitan dalam hal dukungan kesekretariatan dan penganggaran. Kami berharap Kemendagri dapat mengakomodasi dua hal ini dalam revisi UU Pemda,” ujar Ubaidillah.
Baca juga: Harga iPhone Turun di Akhir Juli 2025: Harga iPhone 11, iPhone 16, sampai iPhone 16E
Ia menjelaskan, PP Nomor 18 Tahun 2016 menyebutkan bahwa urusan penyiaran tidak lagi menjadi kewenangan pemerintah daerah, melainkan menjadi urusan pusat.
Dampaknya, fasilitas pendukung KPID termasuk anggaran dan kesekretariatan tidak lagi menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
Padahal, lanjut Ubaid, dalam UU Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 disebutkan bahwa penanganan KPID berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Akibatnya, banyak KPID kesulitan menjalankan tugas pengawasan penyiaran.
“Masih banyak KPID yang kesulitan meskipun kemudian keluar edaran mengenai dana hibah, tetapi itu tidak sepenuhnya menyelesaikan persoalan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, KPI Pusat juga menekankan pentingnya pelibatan KPI dalam setiap pembahasan regulasi penyiaran, khususnya di daerah.
Hal itu guna menjawab dinamika penyiaran yang berkembang dan butuh pengawasan melekat oleh KPI dan KPID.
“Sekarang ini banyak izin lembaga penyiaran keluar tanpa sepengetahuan KPI dan KPID, padahal kami punya wewenang pengawasan atas siaran termasuk di daerah,” terang Ubaid.
Pernyataan senada disampaikan Komisioner sekaligus Koordinator Bidang PKSP KPI Pusat, Muhammad Hasrul Hasan.
Ia menegaskan bahwa KPID adalah ujung tombak pengawasan siaran di daerah. Namun, tanpa dukungan kelembagaan dan anggaran yang memadai, fungsi tersebut sulit berjalan optimal.
“Revisi UU Pemda harus menjadi momentum memperkuat eksistensi KPID secara struktural dan fungsional. Pemerintah daerah seharusnya tidak lagi melihat KPID sebagai beban, tapi sebagai mitra strategis dalam menjaga kualitas siaran,” tegas Hasrul.
Menanggapi hal itu, Dirjen Polpum Kemendagri, Bahtiar, menyatakan siap menampung dan menjadikan usulan tersebut sebagai masukan dalam revisi UU Pemda.
Baca juga: Spoiler One Piece Chapter 1156: Aksi Rocks D Xebec yang Ubah Tatanan Dunia?
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulteng
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat
KPI Pusat
Ubaidillah
Kementerian Dalam Negeri
Bahtiar
KPID
Muhammad Hasrul Hasan
Muh Ramadhan Tahir
Sulteng Menuju Provinsi Pertama Terapkan Siaran Darurat Kebencanaan Digital |
![]() |
---|
Gubernur Sulteng Terima Audiensi KPID, Dorong Penguatan Penyiaran dan Tanggap Hoaks |
![]() |
---|
KPID Sulteng Resmi Lepas 10 Mahasiswa PPL UIN Datokarama Palu |
![]() |
---|
CV Anugerah Perdana Hadirkan Servis Gratis dan Uji Coba Motor Honda di Kantor KPID Sulteng |
![]() |
---|
KPID Sulteng Gandeng CV Anugerah Perdana Sosialisasikan Keselamatan Berkendara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.