Palu Hari Ini
Wow, Klinik Terapi Gratis Lucky di Palu Klaim Layani 1.000 Pasien per Hari
Rasio jumlah layanan rehabilitasi medik perorangan asal Korea ini, jauh di atas rerata layanan harian 25 unit puskesmas.
Penulis: Zulfadli | Editor: Regina Goldie
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli
TRIBUNPALU.COM, PALU – Klinik Terapi Gratis Lucky di Kota Palu mengklaim rerata bisa melayani hingga 1.000 pasien setiap hari.
Rasio jumlah layanan rehabilitasi medik perorangan asal Korea ini, jauh di atas rerata layanan harian 25 unit puskesmas di ibukota Provinsi Sulawesi Tengah ini.
"Sedikit kalau 500 Pak, kami bisa sampai 1.000 (pasien) satu hari," ujar Faseh, kepada Tribun di
di lobi Klinik Lucky Kelurahan Tatura Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Selasa (22/7/2025).
Di klinik sudut perempatan Jl Emmy Saelan-Jl Basuki Rahmat dan Jl Touwa, ini butuh tiga juru parkir untuk menjaga kendaraan pasien.
Baca juga: Kebakaran Hanguskan 13 Kios di Pasar Inpres Manonda, Diduga Korsleting Listrik
Layanan mulai pukul 06.30 WITA hingga 17.00 WITA.
Pasiennya laiknya jamaah haji atau umrah; berpakaian serba putih.
Kenapa harus berpakaian serba putih.
“Memang disarankan pakai baju putih, biar radiasi alatnya maksimal,” kata Paseh.
Kebanyakan wanita usia diatas 60.
Baca juga: 13 Lapak Pedagang dan 3 Petak Ruko di Pasar Inpres Manonda Ludes Dilalap Api
Faseh, warga Kelurahan Tombolotutu, Palu mengaku baru tiga bulan bekerja.
"Di bawah ini tempat antre, terapinya diatas," kata satu dari 12 tenaga terapis ini, saat menata sekitar 100 kursi plastik.
Lucky Terapi di Palu adalah cabang ketiga ldi Pulau Sulawesi.
Di Makassar, 5 tahun lalu, dan Kendari 8 bulan beroperasi.
Di Indonesia, klinik ini sudah beroperasi lebih sedekade.
Baca juga: Koalisi Kawal Pekurehua Gelar Unjuk Rasa di Kota Palu, Aksi Solidaritas Warga Desa Watutau Poso
Palu asalah cabang ke-13, setelah Semarang, Jambi, Malang, Tasikmalaya, Balikpapan, Bandung, Tarakan, Pekanbaru, Samarinda, Makassar, dan Kendari.
Pekan lalu, Selasa (15/7/2025), perintis dan owner klinik gratis, Mr Moon Aon (57) datang ke Palu.
Dia jadi pembicara seminar kesehatan sekaligus mengontrol operasi.
"Sajangnim (Bos; Bahasa Korea) Moon sudah tinggal di Jakarta sama istrinya. dan ke Palu, nginap di hotel dekat SPBU Touwa," kata Fasih.
Dia menyebut layanan 1.000 pasien itu rerata usia 40 hingga 70-an. Kebanyakan terapi pasca-stroke ringan, keluhan darah tinggi, asam urat dan keluhan fisik usia lanjut.
Pasien ini terapi antara 5-10 menit. Mereka berbaring di ranjang bermatras elektrik.
Baca juga: Bupati Parimo: Bantuan Beras Wujud Kehadiran Negara di Tengah Masyarakat
Klinik ini menggunakan alat terapi Choyang untuk pengobatan tulang bagian belakang hingga pinggul, serta Choeun Achim untuk memperlancar peredaran darah.
Membludaknya pasien terapi nir-biaya ini, karena satu pasien bisa datang hingga 12 kali.
"Saya ini yang kedelapan," ujar Radiah (61), nenek bercucu 12 dan 3 cicit asal Majene, Sulbar.
Radiah sudah 31 tahun di Palu. Dia mengeluh susah tertidur saban malam.
Terapi gratis ini, jelasnya, membuatnya lebih bugar dan tak lagi konsumsi obat-obatan generik dari BPJS.
"Katanya di Jawa, sudah banyak yang beli matras terapi dan batu terapi untuk disimpan ke botol air," ujar warga Palu Utara ini.
Baca juga: 471,94 Ton Beras Disalurkan di Kabupaten Donggala, Kadis Ketahanan Pangan Komitmen Tepat Sasaran
Selasa pekan lalu, dia mengaku bahagia karena bisa berswa foto dengan Sajangnim Moon.
"Dia tak bisa bahasa Indonesia, makanya didampingi peterjemah," ujarnya.
Data kesehatan Sulawesi Tengah ada 25 fasilitas kesehetan tersier level puskesmas dan pustu milik pemerintah.
Dilansir situs Sekretariat Kabinet 2023, re-rata kunjungan pasien ke Puskesmas di Kota Palu berkisar antara 25 hingga 76 orang per hari.
Data ini merujuk realisasi pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Palu.
Kunjungan pasien ke rumah sakit rata-rata 150- 200 orang per hari.
Baca juga: Wakil Bupati Morut Teken Kerja Sama dengan PN Poso soal Sidang Keliling
Fasilitas kesehatan di kota terbezar ketuga di Sulawesi ini, meliputi 14 rumah sakit, 12 Puskesmas rawat dan 2 Puskesmas rawat inap, 29 Puskesmas Pembantu (Pustu), dan 47 Poskesdes, dan 220 Posyandu.
Pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Palu didukung 173 dokter umum,45 dokter gigi, 75 dokter spesialis 1.020 perawat, dan 185 orang bidan.
Jumlah peserta JKN sebanyak 206.883 jiwa.
Rinciannya; 79.358 peserta Jamkesmas Jamkesda (24.304 jiwa), peserta Askes ( 81.619 jiwa), TNI/Polri ( 1.409), ditambah 794 pensiunan TNI/Polri.
Sedangkan peserta Jamsostek ( 15.851 jiwa), dan BPJS Mandiri 3.548 jiwa.
Baca juga: Dharma Wanita Persatuan Banggai Mantapkan Fondasi Organisasi Lewat Muskab V
Para pemiliki kartu JKN mendapat pelayanan kesehatan secara gratis mulai dari Poskesdes/Puskesmas hingga rumah sakit rujukan.
Sepuluh penyakit terbanyak diderita pasien di Palu, antara lain; infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), alergi, hipertensi, diare, asma, dan penyakit jaringan ikat.
Salah satu rumah sakit pelaksana JKN adalah RSU Anutapura Palu; dapat anggaran Rp 158 miliar pada tahun 2013 dan Rp 85 miliar pada tahun 2014.
RSU Anutapura didukung 26 dokter spesialis, 53 dokter umum, 417 tenaga bidan, 110 tenaga keperawatan, 7 orang penyuluh kesehatan, 4 orang perawat gigi, dan 49 tenaga gizi. (*)
Program Unggulan RSUD Anutapura Palu: Donor Darah Kini Bisa Dijemput Langsung |
![]() |
---|
Aji Palu Minta Media Hentikan Eksploitasi Wajah dan Identitas Anak Yang Jadi Korban maupun Pelaku |
![]() |
---|
PFI Palu Pamerkan 60 Karya Foto Jurnalistik Bertajuk Asa di Atas Patahan |
![]() |
---|
Pemkot Palu, PT CPM, dan Lanal Gelar Pasar Murah di Talise, 500 Paket Sembako Disiapkan |
![]() |
---|
Lahan Eks HGB di Tondo–Talise Kota Palu Masuk Agenda Prioritas Kementerian ATR |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.