Sulteng Hari Ini

Potensi Sektor Kelautan dan Perikanan Sulteng Jadi Daya Tarik Konsorsium Tiongkok

Gubernur Anwar Hafid antara lain menawarkan potensi pertanian Sulteng untuk tujuan industrialisasi, dengan luas lahan mencapai 136 ribu hektar.

Editor: Regina Goldie
HANDOVER
INVESTOR TIONGKOK SULTENG - Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid menaruh harapan besar agar konsorsium pengusaha Tiongkok segera menyuntikkan investasi ke sejumlah sektor andalan Sulteng. 

TRIBUNPALU.COM - Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid menaruh harapan besar agar konsorsium pengusaha Tiongkok segera menyuntikkan investasi ke sejumlah sektor andalan Sulteng.

“Lebih cepat lebih baik,” tutur Gubernur Anwar Hafid saat menerima perwakilan konsorsium pengusaha Tiongkok dan Ketua APINDO Sulteng Wijaya Chandra di kantor BPSDM.

Di tengah pelaksanaan retreat ESQ bagi pejabat lingkup provinsi di kantor BPSDM, Gubernur Anwar Hafid antusias menerima kunjungan ini, sambil menyatakan komitmen membuka karpet merah investasi di Bumi Tadulako Nambaso.

“Sulawesi Tengah saat ini jadi rebutan,” tegasnya sebagai sinyal ke pihak konsorsium untuk segera merealisasi rencana agar tidak didahului investor lain.

Baca juga: PLN UP3 Tolitoli Gelar Customer Gathering, Perkuat Sinergi Layanan Kelistrikan

Di pertemuan itu, Gubernur Anwar Hafid antara lain menawarkan potensi pertanian Sulteng untuk tujuan industrialisasi, dengan luas lahan mencapai 136 ribu hektar.

Lalu sektor perkebunan, khususnya komoditi durian dan kelapa Sulteng yang sekarang telah mendapat lampu hijau untuk ekspor langsung ke Tiongkok lewat pelabuhan Pantoloan.

Sektor perikanan dan kelautan lanjutnya juga diunggulkan sebab Sulteng memiliki 4 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) di laut dan 1 WPP Perairan daratan.

Komoditi unggul yang bisa dibudidayakan seperti ikan kerapu, teripang, rumput laut dan tambak udang vaname.

Baca juga: Gubernur Sulteng Kirim 100 Tenda Gulung untuk Pengungsi Gempa Poso

Bahkan gubernur menyampaikan pemikiran sebuah kawasan industri tambak terintegrasi di wilayah Donggala, dengan dilengkapi sarana budidaya, pembibitan, pengolahan, pendinginan (cold storage) hingga pengiriman langsung dari tambak.

Sementara di sektor energi hijau, gubernur menawarkan peluang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan tenaga alternatif lain seperti sinar matahari.

Tak ketinggalan sektor mineral, selain nikel yang jadi primadona Sulteng, gubernur berencana untuk mengangkat potensi mineral yang juga tak kalah menjanjikan seperti emas, bijih besi dan tembaga dengan penerapan good mining practice.

“Kekuatan fiskal kita tidak besar sehingga butuh kerjasama,” ujarnya menekankan pentingnya kolaborasi.

Sebagai langkah konkrit, gubernur menawarkan wilayah barat Sulteng sebagai prioritas peta investasi ke depan yang menjanjikan, ke pihak konsorsium.

Baca juga: OJK Sulteng Bongkar Penyebab Pengguna Jadi Korban Investasi Bodong, Singgung Soal Kesadaran

“Silahkan pilih yang mana dan mau masuk (berinvestasi) di mana,” harapnya agar pihak konsorsium Tiongkok secepatnya memutuskan pilihan dari berbagai sektor yang sudah ditawarkan.

Terkait ajakan gubernur, perwakilan konsorsium menyambut baik dan menyampaikan rencana tatap muka langsung antara Gubernur Anwar Hafid dan sejumlah pimpinan perusahaan dalam konsorsium, di Jakarta dalam waktu dekat.

Di kesempatan yang sama, ia juga menyerahkan dokumen company profile konsorsium perusahaan Tiongkok yang antara lain bergerak di pengembangan energi hijau, farmasi, pertanian, furniture dan sebagainya.

Turut menyertai gubernur, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Rudi Dewanto dan beberapa pejabat terkait. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved