Sulteng Hari Ini
Ketua IOF Ungkap Potensi Wisata Khatulistiwa di Siweli Donggala
Namun setelah melakukan riset kembali IOF menemukan titik lebih tepat di tepi pantai.
Penulis: Misna Jayanti | Editor: Regina Goldie
Laporan Wartawan TribunPalu, Misna Jayanti
TRIBUNPALU.COM, DONGGALA - Ketua Indonesia Off-road Federation (IOF) pusat, Irjen Pol (Purn) Sam Budi Gusdian, menyebut Desa Siweli memiliki potensi luar biasa untuk dijadikan lokasi wisata berbasis petualangan dan edukasi.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri Festival Temu Lempeng sebagai narasumber, yang digelar tepat di garis katulistiwa di Desa Siweli di Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
"Kami baru sadar saat survei tahun 2024, ternyata titik ini adalah garis katulistiwa, pertemuan dengan Walacea dan Sesar Palu Koro. Sangat strategis dan berpotensi jadi basecamp wisata,"ujarnya kepada TribunPalu.com Sabtu (26/7/2025).
Baca juga: Warga Tumpah Ruah Saksikan Kebakaran Pasar Masomba Palu
Menurut Sam, kawasan ini sempat dilintasi oleh tim Camel Trophy Indonesia tahun 1988, ajang petualangan ekstrem yang ia ikuti. Namun saat itu, mereka tidak bermalam karena belum menyadari pentingnya titik ini.
Sebelumnya, titik nol Khatulistiwa tersebut telah diberi tanda sebuah tugu di bahu jalan.
Namun setelah melakukan riset kembali IOF menemukan titik lebih tepat di tepi pantai.
Kini, bersama IOF dan dukungan dari Dinas Pariwisata Donggala, lokasi tersebut dibersihkan dan dipersiapkan menjadi shelter atau titik singgah bagi wisatawan dan pelintas jalur lintas Sulawesi.
"Waktu kami datang, pantainya penuh sampah. Kami bersihkan bareng warga dan aparat desa. Lalu kami diskusikan dengan Dinas Pariwisata, dan alhamdulillah hasil diskusi itu di tindak lanjuti," jelas Sam.
Baca juga: Pemkot Palu Dorong Peningkatan PAD dengan Kolaborasi Lembaga Non Pemerintahan
Perintis Koordinat Podium Khatulistiwa Siweli itu juga berharap titik nol tersebut dipersiapkan menjadi shelter atau titik singgah bagi wisatawan dan pelintas jalur lintas Sulawesi.
"Saya berdoa supaya titik ini bisa jadi shelter tempat singgah yang ramai, tempat transit perjalanan bagi yang melintas," harapnya.
Lebih lanjut, Festival Temu Lempeng juga menjadi momen penting untuk kampanye pengenalan Siweli ke dunia internasional. Melalui jaringan komunitas dan media sosial IOF serta penggiat petualangan, ia menyebut potensi ini bisa viral dan mendunia.
"Dengan adanya festival ini, menjadi salah satu kampanye, sosialisasi untuk mengenalkan titik nol Khatulistiwa ke seluruh penjuru dunia dengan bantuan media sosial juga," pungkasnya. (*)
Pedagang Sayur Pasar Parigi Harap Tak Lagi Dipindahkan Usai Relokasi ke Sisi Timur |
![]() |
---|
BGN Larang Ikan Cakalang dan Tongkol Jadi Lauk MBG |
![]() |
---|
Ekspedisi Rupiah Berdaulat ke-15, BI Bawa Rp56 Miliar ke 5 Pulau di Sulteng |
![]() |
---|
Dishub Sulteng Peringati Harhubnas 2025, Fokus pada Keselamatan Transportasi |
![]() |
---|
Disdik Sulteng: Kami Tak Punya Wewenang Awasi Program Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.