Poso Hari Ini

Wali Kelas SDN Tokilo Poso Minta Pemerintah Pastikan Kelas Retak Aman Digunakan

Seluruh siswa dari kelas 1 hingga 6 saat ini belajar di luar ruangan karena khawatir bangunan sekolah tidak aman.

Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Regina Goldie
FAAIZ / TRIBUNPALU.COM
SDN POSO - Wali kelas SDN Tokilo, Kecamatan Pamona Tenggara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah meminta pemerintah segera memastikan kondisi ruang belajar yang retak akibat gempa. 


Laporan Wartawan TribunPalu.com, Abdul Faaiz  

TRIBUNPALU.COM – Wali kelas SDN Tokilo, Kecamatan Pamona Tenggara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah meminta pemerintah segera memastikan kondisi ruang belajar yang retak akibat gempa.

Sejumlah ruangan mengalami kerusakan setelah gempa bumi mengguncang wilayah tersebut dua pekan terakhir.

Seluruh siswa dari kelas 1 hingga 6 saat ini belajar di luar ruangan karena khawatir bangunan sekolah tidak aman.

Wali kelas V SDN Tokilo, Yesmin Gonienda, mengatakan guru memilih kegiatan belajar mengajar di halaman sekolah demi keselamatan.

Baca juga: Begini Bacaan Doa Safar Rumaysho dalam Tulisan Arab

“Saat ini semua proses belajar dilakukan di luar ruangan karena kami khawatir,” ujar Yesmin kepada TribunPalu.com, Sabtu (27/7/2025).

Ia menyebutkan, jumlah siswa SDN Tokilo sebanyak 56 orang dan seluruhnya mengikuti kegiatan belajar darurat.

Menurut Yesmin, bangunan sekolah mengalami retak setelah diguncang gempa yang berulang dalam waktu berdekatan.

Para guru telah melaporkan kondisi bangunan tersebut kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Poso sejak beberapa hari lalu.

Namun, hingga kini belum ada tim teknis dari dinas yang datang memeriksa kondisi ruang kelas yang retak.

Baca juga: Moana Ultah ke-2, Ria Ricis dan Teuku Ryan Pilih Rayakan Terpisah dengan Tema Berbeda

“Kami tidak tahu apakah bangunannya masih aman atau tidak,” kata Yesmin.

Ia berharap pemerintah segera mengirim pihak berwenang untuk menilai keamanan gedung secara teknis.

“Kalau dinyatakan aman, kami akan kembali belajar di dalam kelas,” ujarnya.

Namun jika bangunan dinilai tidak aman, sekolah berharap ada solusi agar proses belajar tetap berjalan.

Yesmin menambahkan, anak-anak tidak bisa fokus jika terus dihantui ketakutan akan gempa dan bangunan roboh.

“Kami hanya ingin ada kepastian bahwa tempat anak-anak belajar benar-benar aman,” pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved