Morowali Utara Hari Ini

KKN UGM Bawa Teknologi Antisipasi Banjir ke Desa Bungintimbe Morowali Utara Sulteng

Inovasi tersebut merupakan respons atas ancaman banjir tahunan yang kerap merugikan warga setempat, khususnya di wilayah Dusun 3.

|
Handover
PROGRAM KKN - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) tahun 2025. 

TRIBUNPALU.COM - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) tahun 2025.

Ia menghadirkan inovasi teknologi bernama Bungintimbe WaterSafe, alat pendeteksi banjir yang dipasang di Desa Bungintimbe, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Alat ini dikembangkan oleh Nadhir, mahasiswa Teknik Fisika UGM, bersama timnya.

Inovasi tersebut merupakan respons atas ancaman banjir tahunan yang kerap merugikan warga setempat, khususnya di wilayah Dusun 3.

Baca juga: Tanam Jagung di Lahan Pesantren, Polsek Tinombo Edukasi Santri Soal Pertanian

“Dari hasil observasi kami, Dusun 3 merupakan wilayah paling terdampak ketika banjir kiriman dari Sungai La terjadi. Maka dari itu, sistem ini kami desain agar bisa membantu masyarakat melakukan pemantauan secara real-time,” ujar Nadhir.

Bungintimbe WaterSafe dilengkapi sensor ultrasonik yang mengukur ketinggian air secara otomatis setiap lima menit.

Data dari sensor dikirim ke sebuah dashboard berbasis website, yang bisa diakses masyarakat untuk mengetahui kondisi terkini permukaan sungai.

Sistem ini akan memberikan status "waspada" secara otomatis apabila ketinggian air mencapai 180 cm, memberi kesempatan bagi warga untuk bersiap dan menghindari kerugian yang lebih besar.

“Kini warga tidak perlu memantau sungai secara manual. Semua sudah tersistem dengan alat ini,” tambah Nadhir.

Baca juga: Kapolsek Tinombo Parigi Moutong Tanam Jagung Bareng Santri di Pesantren Alraiyan

Pemasangan alat tersebut turut melibatkan pemerintah desa setempat dan mendapat sambutan positif dari masyarakat.

Pelaksana Harian (PLH) Kepala Desa Bungintimbe, Amborape, mengapresiasi kehadiran teknologi ini yang dinilainya sangat dibutuhkan warga.

“Banjir di Bungintimbe bisa datang setahun sekali, dua tahun sekali, bahkan kadang lebih sering. Adanya alat ini tentu sangat membantu kami untuk lebih siap menghadapi banjir,” jelas Amborape.

Baca juga: Stunting Masih Tinggi di Sulteng, BKKBN: 26,1 Persen Anak Alami Gagal Tumbuh

Ia juga berharap sistem ini dapat terus dikembangkan dan direplikasi di desa-desa lain yang memiliki risiko bencana serupa.

Kehadiran Bungintimbe WaterSafe menjadi bukti kontribusi nyata mahasiswa dalam mengatasi permasalahan lokal melalui pendekatan teknologi dan kolaborasi dengan masyarakat.

Inovasi ini sekaligus memperkuat semangat menciptakan desa tangguh bencana di Sulawesi Tengah.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved