Parigi Moutong Hari Ini

Warga Parigi Moutong Bergerak Lawan Stunting Lewat Program DASHAT

Pendekatan seperti ini dinilai efektif, karena mengandalkan potensi lokal dan memperkuat gotong royong antarwarga.

Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Fadhila Amalia
Handover
STUNTING - Di tengah tantangan stunting yang masih menghantui masa depan anak-anak Indonesia, warga Parigi Moutong mulai menunjukkan perlawanan melalui pendekatan berbasis lokal. Program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) menjadi tumpuan harapan. 

TRIBUNPALU.COM, PARIMO – Di tengah tantangan stunting yang masih menghantui masa depan anak-anak Indonesia, warga Parigi Moutong mulai menunjukkan perlawanan melalui pendekatan berbasis lokal.

Program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) menjadi tumpuan harapan.

Tak lagi mengandalkan bantuan dari luar, warga mulai membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya gizi keluarga, khususnya di Kampung Keluarga Berkualitas yang digagas BKKBN dan pemerintah daerah.

Dalam kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat yang digelar Selasa (5/8/2025), para ibu rumah tangga tampak aktif mengikuti edukasi gizi, praktik memasak sehat, hingga diskusi soal pola asuh anak.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Besok, Kamis 7 Agustus 2025 di Sulawesi Tengah, Dominan Hujan Ringan

Wakil Bupati Parigi Moutong, Abdul Sahid, yang hadir langsung di lokasi, menyebut inisiatif ini sebagai intervensi yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

“DASHAT ini bukan sekadar program, tapi gerakan. Di sini, warga tidak hanya jadi penerima, tapi pelaku perubahan,” ujarnya.

Melalui kolaborasi antara kader PKK, tokoh masyarakat, dan lintas dinas terkait, warga diajak untuk memahami bahwa stunting bukan sekadar masalah medis, melainkan menyangkut pola hidup, kesadaran, dan kemandirian pangan keluarga.

Baca juga: Tak Kapok, Pria di Banggai Sulteng Ulangi Aksi Curi Baling-baling Kapal

Sejumlah dapur komunitas dibentuk di kampung-kampung, tidak hanya untuk menyediakan makanan bergizi, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran bagi ibu-ibu muda.

kader PKK,Dian mengaku bangga bisa terlibat langsung. Ia bahkan rutin mengajari warga cara membuat makanan bergizi dari bahan lokal seperti daun kelor, jagung, dan ikan air tawar.

“Dulu kita tidak terlalu paham pentingnya gizi seimbang. Sekarang, kita sendiri yang mengajarkan ke tetangga,” katanya.

Pendekatan seperti ini dinilai efektif, karena mengandalkan potensi lokal dan memperkuat gotong royong antarwarga.

Abdul Sahid berharap DASHAT tidak hanya menjadi proyek musiman, tetapi menjadi gerakan budaya yang berkelanjutan.

Baca juga: Pemprov Sulteng Pastikan Perayaan HUT ke-80 RI Meriah dan Bermakna

“Kita ingin keluarga di kampung-kampung jadi garda terdepan lawan stunting. Ini bukan tugas pemerintah semata, tapi tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved