Sulteng Hari Ini
Hutan Kota Palu, Langkah Strategis Wujudkan Ruang Hijau Berkualitas di Sulawesi Tengah
Hutan Kota terletak di perbukitan Jabal Nur, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
TRIBUNPALU.COM - Hutan Kota adalah area yang terdiri dari pohon-pohon dan tanaman keras yang tumbuh di dalam atau di pinggiran wilayah perkotaan.
Hutan Kota terletak di perbukitan Jabal Nur, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Istilah ini merujuk pada kumpulan vegetasi yang ada di sekitar permukiman sebagai bagian dari ruang hijau di tengah keramaian kota.
Baca juga: Hutan Kota Palu Akan Disulap Jadi Ikon Hijau Sulawesi Tengah Mulai 2026
Hutan kota bisa berupa hutan asli yang disisakan saat pengembangan wilayah, atau taman hijau yang sengaja dibuat untuk memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan di kawasan urban.
Keberadaan hutan kota sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekologi manusia dalam berbagai aspek.
Fungsi utamanya meliputi:
Menjaga kebersihan udara dengan menyerap polutan
Memperbaiki ketersediaan air tanah
Memberikan pelindung dari terik matahari dan panas berlebih
Menjadi habitat bagi satwa liar di tengah kota
Menjadi ruang rekreasi dan edukasi bagi masyarakat
Selain itu, hutan kota berperan dalam mengurangi dampak cuaca ekstrim seperti memperlambat kecepatan angin, mengurangi risiko banjir, serta memberikan keteduhan yang sangat dibutuhkan di lingkungan perkotaan.
Secara lebih luas, keberadaan hutan kota juga membantu dalam pengurangan efek pemanasan global.
Dengan berbagai manfaat tersebut, pengembangan dan pelestarian hutan kota menjadi prioritas penting bagi banyak pemerintah daerah sebagai langkah strategis menuju kota yang lebih sehat, nyaman, dan ramah lingkungan.
Rencana pembangunan Hutan Kota Palu pada tahun 2026 menjadi tonggak penting dalam transformasi wajah ibu kota Sulawesi Tengah menuju kota yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan.
Tidak hanya sekadar ruang terbuka hijau, Hutan Kota dirancang sebagai simbol peradaban baru yang memadukan fungsi ekologi, edukasi, sosial, hingga pariwisata.
Rencana ini dibahas dalam pertemuan antara Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, dan pengurus Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Sulteng, di ruang kerjanya, Jl Sam Ratulangi, Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Senin (11/8/2025).
Dalam pertemuan itu juga meninjau kembali desain awal proyek untuk disesuaikan dengan visi pembangunan terkini.
Minimnya Ruang Terbuka Berkualitas
Kota Palu, seperti banyak kota lainnya di Indonesia, menghadapi tantangan besar terkait ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Pertumbuhan permukiman dan infrastruktur kota kerap mengorbankan ruang publik alami yang seharusnya menjadi tempat masyarakat berinteraksi, berolahraga, hingga menenangkan diri dari hiruk-pikuk perkotaan.
Hutan Kota hadir sebagai solusi atas kebutuhan tersebut.
Lebih dari itu, proyek ini dirancang untuk menjadi ikon kota mencerminkan identitas lokal, sekaligus ruang publik inklusif bisa diakses semua kalangan.
Visi Gubernur: Ikon Hijau dan Kebanggaan Daerah
Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid menekankan Hutan Kota harus dibangun dengan pendekatan jangka panjang dan berkelanjutan, tidak sekadar menjadi taman biasa.
“Saya ingin Hutan Kota ini jadi pusat segala pusat di Kota Palu. Dari olahraga, pertunjukan seni, wisata edukasi, sampai pelestarian lingkungan semua bisa difasilitasi,” ujarnya.
Anwar Hafid juga mengusulkan pembangunan amphitheater terbesar di dunia, area pandang panorama Kota Palu, serta penggunaan pohon-pohon endemik dan tanaman produktif sebagai ciri khas lokal.
Baca juga: PT Vale Rayakan HUT Ke-57 dengan Renang Lintas Danau Matano di Sorowako
Perubahan Desain: Dari Gagasan Lama ke Konsep Masa Depan
Desain awal Hutan Kota yang dibuat pada 2017 mencakup kebun binatang mini, taman kaktus, jalur sepeda gunung, dan ruang komunitas.
Namun dalam pertemuan terbaru, disepakati bahwa desain tersebut akan direvisi secara menyeluruh agar lebih sesuai dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat, dan arahan kepala daerah.
Desain baru akan lebih fungsional, ramah lingkungan, dan menonjolkan nilai-nilai lokal Sulawesi Tengah, baik dari sisi arsitektur maupun pilihan vegetasi.
Jika terwujud, Hutan Kota Palu akan memberikan sejumlah manfaat strategis:
Sosial: Ruang publik untuk interaksi lintas kelompok masyarakat, meningkatkan kohesi sosial dan kualitas hidup.
Ekologis: Mengurangi suhu mikroklimat kota, menambah keanekaragaman hayati, dan menyerap emisi karbon.
Ekonomi: Meningkatkan daya tarik wisata, membuka peluang usaha, dan menciptakan lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif dan lingkungan.
Pemerintah Provinsi Sulteng menargetkan revisi desain rampung akhir 2025, sehingga pembangunan fisik dapat dimulai pada 2026.
Hutan Kota Palu bukan hanya proyek taman ia adalah cermin ambisi besar Sulawesi Tengah untuk menyongsong masa depan kota yang hijau, inklusif, dan membanggakan.
Dengan perencanaan matang dan dukungan semua pihak, proyek ini berpeluang menjadi model pembangunan ruang hijau terpadu di Indonesia bagian timur.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini, Selasa 12 Agustus 2025 di Sulawesi Tengah, 4 Daerah Ini Hujan Ringan
Manfaat Hutan Kota:
Hutan Kota adalah hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan, baik pada tanah negara maupun tanah hak, ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
Ada banyak keuntungan keberadaan hutan kota dengan pepohonan dan semak-semaknya.
Termasuk keindahan, pengurangan efek pulau bahang, pengurangan limpasan air hujan, pengurangan polusi udara, pengurangan biaya energi untuk pendinginan udara di dalam bangunan.
Tak hanya itu, kehadiran hutan kota juga meningkatkan nilai lahan dan bangunan di sekitarnya, meningkatkan habitat kehidupan satwa, juga mitigasi dampak lingkungan perkotaan secara keseluruhan.
Hutan kota yang tahan terhadap pencemar dan efektif dalam menurunkan kandungan pencemar dapat menjadikan lingkungan kota menjadi lebih sehat.
Hutan kota adalah sebuah area hijau yang berisi pepohonan dan vegetasi lainnya di dalam atau di sekitar kawasan perkotaan.
Sesuai namanya, hutan ini dirancang untuk membawa fungsi dan manfaat alam ke lingkungan kota yang padat.
Hutan kota bukan sekadar taman biasa, tetapi sebuah ekosistem mini yang dikelola secara khusus untuk memberikan berbagai manfaat.
Fungsi dan Manfaat Hutan Kota
Hutan kota memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekologis dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan.
Penyaring Polusi Udara: Pepohonan di hutan kota berfungsi sebagai "paru-paru kota" yang menyerap karbon dioksida (CO2) dan gas-gas polutan lainnya, serta menghasilkan oksigen (O2).
Pencegah Banjir: Akar-akar pohon dapat menyerap air hujan, mengurangi aliran air di permukaan, dan mencegah genangan atau banjir.
Pengendali Suhu Udara: Keberadaan pohon dan vegetasi mampu menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk. Hal ini membantu mengurangi efek "pulau panas" (urban heat island) yang sering terjadi di perkotaan.
Habitat Flora dan Fauna: Hutan kota menjadi tempat hidup bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan, sehingga dapat menjaga keanekaragaman hayati di lingkungan perkotaan.
Sarana Rekreasi dan Edukasi: Selain sebagai paru-paru kota, hutan kota juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau bagi masyarakat untuk berolahraga, bersantai, atau belajar tentang lingkungan.(*)
Sulawesi Tengah
Kota Palu
Hutan Kota
Gubernur Sulawesi Tengah
Anwar Hafid
Kacamatan Mantikulore
Kelurahan Talise
Hutan Kota Palu Akan Disulap Jadi Ikon Hijau Sulawesi Tengah Mulai 2026 |
![]() |
---|
Bandara Mutiara Sis Al Jufri Jadi Internasional, Kemenag Sulteng Dorong Embarkasi Haji di Palu |
![]() |
---|
Seminggu Pasca Dilantik, Komisioner KPID Sulteng Mulai Silaturahmi ke Lembaga Penyiaran |
![]() |
---|
Hutan Kota Palu Akan Dibangun 2026, Gubernur Anwar Hafid Ingin Jadi Ikon Hijau |
![]() |
---|
Gubernur Sulteng Fasilitasi Solusi Kendala Potongan Gaji ASN untuk Kredit Bank |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.