Tiga Warga Donggala Dapat Umrah Gratis di Fun Walk HUT Ke-73 Donggala Sulteng

Laporan Wartawan TribunPalu, Misna Jayanti

TRIBUNPALU.COM, DONGGALA - Semarak HUT Ke-73 Kabupaten Donggala pada rangkaian jalan-jalan sore atau fun walk, tiga warga dapat hadiah paket umroh gratis dari Pemerintah Kabupaten Donggala. Minggu (10/8/2025).

Kegiatan ini diikuti sekitar 11 ribu peserta, dengan hadiah utama tiga paket umroh dan sepeda motor. 

Kegiatan ini juga menjadi salah satu agenda unggulan dalam rangkaian pesta rakyat HUT Donggala tahun ini.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Besok, Kamis 14 Agustus 2025 di Sulawesi Tengah, 5 Daerah Ini Hujan Ringan

Puncak kegembiraan terjadi saat pengundian hadiah utama di panggung utama Pelabuhan Lama. 

Adapun pemenang paket umroh yakni Ebit Aprilianto, Kalsum, dan Riska. 

Tak kalah meriah, tiga warga lainnya berhasil membawa pulang sepeda motor baru, yakni Nismawati, Steven Shiaputri, dan Raihan Anwar Nasrullah.

Selain hadiah utama, Pemkab Donggala juga menyiapkan 74l3 jenis hadiah lainnya.

Puluhan hadiah diberikan kepada para pemenang undian jalan-jalan sore HUT Kabupaten Donggala. Seperti mesin cuci, setrika, kipas angin, kulkas dan lainnya.

Baca juga: Sinopsis Film Jadi Tuh Barang, Kisahkan Komika Oki Rengga Jadi Pawang Hujan

Bupati Donggala, Vera Elena Laruni menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme warga Donggala yang telah memeriahkan HUT Donggala tahun ini.

"Antusiasme warga sangat luar biasa. Ini menjadi bentuk kebersamaan kita menyambut hari jadi Donggala," ujarnya.

Sejarah Donggala :

Kabupaten Donggala, yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah, memiliki sejarah panjang yang kaya, terutama sebagai pusat niaga dan pelabuhan penting sejak masa kerajaan hingga era kolonial.

Asal-usul Nama dan Kerajaan

Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul nama Donggala:

Sebagian masyarakat setempat meyakini nama ini berasal dari nama pohon Donggala yang banyak tumbuh di wilayah tersebut.
Sumber lain, seperti literatur Tiongkok, menyebut wilayah ini dengan nama "Tun Chia La".

Ada juga versi yang menyebutkan nama "Donggala" berasal dari nama seorang kapten kapal Spanyol, Don 'Nggolo, yang pernah merapat di muara Teluk Palu pada abad ke-12.

Sebelum menjadi sebuah kabupaten, wilayah Donggala merupakan bagian dari Kerajaan Banawa.

Kerajaan ini memiliki peran penting dalam jalur perdagangan maritim, menghubungkan kesultanan-kesultanan di luar Sulawesi seperti Ternate, Gowa, dan Mandar.

Era Kolonial dan Perdagangan Kopra

Pada abad ke-19, Donggala berkembang pesat menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Sulawesi dan menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda. 

Letaknya yang strategis menjadikannya pintu masuk utama ke Sulawesi Tengah melalui jalur laut.

Pusat Perdagangan: Donggala menjadi kota multi-etnis yang ramai. Berbagai pedagang dari Gujarat, Tiongkok, dan Arab berdatangan untuk bertukar barang.

Komoditas Utama: Kopra menjadi komoditas ekspor terpenting pada masa itu. Pemerintah kolonial Belanda menjadikan Donggala sebagai pusat perdagangan kopra dan membangun infrastruktur pendukungnya.

Perkembangan dan Pemindahan Ibu Kota

Setelah kemerdekaan, Donggala terus berkembang sebagai sebuah kabupaten.

Namun, pada tahun 1978, terjadi perubahan signifikan ketika aktivitas pelabuhan dipindahkan dari Donggala ke Pelabuhan Pantoloan.

Perpindahan ini secara perlahan menggeser pusat perekonomian ke Kota Palu.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 1999, ibu kota Kabupaten Donggala yang sebelumnya berpusat di Palu secara resmi dikembalikan ke kota Donggala sendiri, yang berada sekitar 34 km dari Kota Palu.(*)