Morowali Utara Hari Ini

Marching Band MTS N 1 Morut Iringi Pengibaran Bendera Merah Putih di Kantor Bupati

Marching Band MTS N 1 Morowali Utara, siap mengiringi pengibaran Bendera Merah Putih di Kantor Bupati.

Muhammad Nur Alqadri/TribunPalu
HUT RI KE 80 TAHUN - Sebanyak 47 personel marching band MTSN 1 Morut siap mengiringi pengibaran bendera merah putih di Kantor Bupati Morut. 

Laporan wartawan TribunPalu.com, Muh Nur Alqadri 

TRIBUNPALU.COM, MOROWALI UTARA - Marching Band MTS N 1 Morowali Utara, siap mengiringi pengibaran Bendera Merah Putih di Kantor Bupati.

Para pelajar ini nampak lihai memainkan nada lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Mayoret, Fadila mengatakan kalau personel marching band mereka sebanyak 47 orang.

Baca juga: Ketua DPRD Morut: HUT RI ke-80 Istimewa bagi Pemerintah Daerah

"Persiapannya kemarin lumayan gugup, tapi lumayanlah bisa (mengiringi pengibaran bendera merah putih)," ucap Fadila Sabtu (16/8/2025) sore.

Ia juga mengatakan kalau mereka telah melakukan persiapan selama sebulan.

"Semoga bisa sukses dan lancar pengibaran bendera sampai selesai," ucapnya.

Pelatih Marching band, Ayu mengatakan kalau anak didiknya memang setiap tahun menjadi pengiring lagu kebangsaan Indonesia Raya di Kantor Bupati.

"Jadi memang setiap tahun yah, walau memang persiapannya agak mepet tapi semoga semuanya lancar nantinya," tuturnya.

Baca juga: Gubernur Anwar Hafid Pimpin Apel Kehormatan dan Renungan Suci Peringati HUT ke-80 RI di Kota Palu

Sejarah singkat Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI):

1. Kekosongan Kekuasaan Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu setelah kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom.

Peristiwa ini menciptakan kekosongan kekuasaan di Indonesia, sebuah momen emas yang segera diketahui oleh para pemuda pejuang.

2. Desakan dan Peristiwa Rengasdengklok Para pemuda mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, tanpa menunggu janji atau bantuan dari Jepang.

Karena adanya perbedaan pandangan, pada 16 Agustus 1945, golongan muda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.

Tujuannya adalah untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang dan meyakinkan bahwa proklamasi harus dilakukan secepatnya, atas nama bangsa Indonesia sendiri.

Baca juga: Oknum Imam Masjid di Banggai Sulteng Cabuli Anak di Lingkungan Tempat Ibadah

3. Perumusan Naskah Proklamasi Setelah kembali ke Jakarta, pada malam yang sama, Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo merumuskan naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

Naskah singkat namun bersejarah ini kemudian diketik oleh Sayuti Melik dengan sedikit perubahan.

4. Puncak Proklamasi 17 Agustus 1945 Tepat pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, pukul 10.00 pagi, Soekarno, didampingi Hatta, membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.

Acara sederhana namun penuh makna ini disusul dengan pengibaran bendera Merah Putih dan kumandang lagu "Indonesia Raya" untuk pertama kalinya.

Sejak saat itu, setiap tanggal 17 Agustus dirayakan sebagai Hari Kemerdekaan, menjadi pengingat bagi seluruh bangsa akan perjuangan heroik para pahlawan untuk merebut kemerdekaan.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved