Morowali Utara Hari Ini

Delis J Hehi Dorong Pemimpin Gereja Hadapi Era Digital dengan Pembelajaran Terus-Menerus

Tantangan pertama adalah peningkatan kapasitas atau kemampuan pendeta.

Editor: Regina Goldie
HANDOVER
Bupati Morowali Utara Delis J Hehi memuji kinerja Badan Musyawarah Antar-gerejawi (Bamag) setempat dalam membantu pendeta-pendeta di dawrah ini untuk memotivasi dan memfasilitasi mereka agar tetap giat dalam pelayanan di pos masing-masing. 

TRIBUNPALU.COM - Bupati Morowali Utara Delis J Hehi memuji kinerja Badan Musyawarah Antar-gerejawi (Bamag) setempat dalam membantu pendeta-pendeta di dawrah ini untuk memotivasi dan memfasilitasi mereka agar tetap giat dalam pelayanan di pos masing-masing.

"Terima kasih Pengurus Bamag. Hidup betul kegiatannya selama ini," katanya di hadapan 80-an pendeta lintas denominasi gereja di Kecamatan Bungku Utara dan Mamosalato.

Baca juga: Dua Mahasiswi Unismuh Luwuk Ikut MTQMN di Banjarmasin

Para pemimpin gereja dan pendeta tersebut berkumpul atas undangan Bamag Morut untuk dialog intra gerejawi, yang menghadirkan Ketua Bamag Morut Pdt Marthen Tamauka, Pembimas Kristen Kemenag Morut Manira Toralawe dan pejabat Bagian Kesra Pemda Morut Pdt. Selvi Matindas sebagai pembicara kunci dengan moderator Sekretaris Bamag Pdt. Yoseph Pede.

Delis mengatakan bahwa pendeta juga manusia, kadang merasa sendiri, kecewa, dan sedih, sehingga butuh sentuhan, motivasi, dan dorongan agar tetap bertahan dalam pelayanan.

"Tugas pendeta (gembala sidang) itu sangat berat sebab hampir semua masalah jemaat dibawa kepadanya. Saya yakin, kalau bukan karena panggilan Tuhan, bapak-ibu sudah meninggalkan pelayanan saat ini," ujar Delis yang juga aktif dalam pelayanan gerejawi tersebut.

Baca juga: Kerugian Daerah Rp1,3 Miliar, Tiga Pejabat Perumda Palu Resmi Ditahan

Terkait dengan pelayanan di zaman moderen yang diwarnai pesatnya kemajuan teknologi informasi ini, Delis menyampaikan ada dua tantangan besar yang dihadapi pemimpin Kristen, baik di lingkungan gereja maupun pemerintahan dan organisasi apapun juga.

Tantangan pertama adalah peningkatan kapasitas atau kemampuan pendeta.

Pendeta harus menjadi pembelajar yang tak henti agar bisa menyesuaikan dengan jemaat.

Jangan sampai jemaat lebih tahu dari pendeta, sebab jemaat bisa mengakses mesia sosial untuk.mendengar khotbah dan pengajaran yang ia sukai.

Tantangan kedua adalah masalah integritas. Jangan ada kompromi. Katakan ya atas yang ya dan tidak di atas yang tidak. Kebenaran harus yang terutama.

Baca juga: Kodam XXIII/Palaka Wira Gelar Ziarah Nasional di TMP Tatura Palu Jelang HUT ke-80 TNI

Pada kesempatan itu, Delis yang telah memimpin Morut sejak 2021 ini menegaskan bahwa meskipun kondisi keuangan negara dan daerah sedang menurun, namun insentif dan perlindungan sosial bagi pendeta dan para tokoh agama yang sudah dikomitmenkan selama ini, tidak boleh terganggu.

Ia minta dukungan doa para pendeta agar Kamtibmas Morut tetap aman, kondusif, masyarakat hidup berdampingan secara damai sehingga investasi bisa terus berjalan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved