BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan Goes to Campus, Edukasi Mahasiswa FKM Untad tentang Pentingnya JKN

Kegiatan ini diisi dengan kuliah umum yang disampaikan oleh Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palu, HS Rumondang Pakpahan.

Editor: Regina Goldie
HANDOVER
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-57, BPJS Kesehatan Cabang Palu menyelenggarakan kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Campus di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako. 

TRIBUNPALU.COM - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-57, BPJS Kesehatan Cabang Palu menyelenggarakan kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Campus di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako.

Kegiatan ini diisi dengan kuliah umum yang disampaikan oleh Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palu, HS Rumondang Pakpahan.

Kegiatan ini menjadi sarana penting untuk memberikan pemahaman lebih luas kepada mahasiswa mengenai Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Tema HUT BPJS Kesehatan tahun ini adalah JKN Milik Bersama, Mewujudkan Indonesia Semakin Sehat. Melalui kegiatan di kampus, kami ingin menegaskan bahwa generasi muda harus memahami JKN bukan hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai agen edukasi yang mampu menyampaikan manfaat program ini kepada masyarakat luas,” ujar Rumondang, Jumat (22/8/2025).

Baca juga: Telekolekting Bantu Peserta JKN Bayar Iuran Tepat Waktu

Dalam kesempatan itu, Rumondang menyampaikan materi mengenai sejarah lahirnya program Jaminan Kesehatan Nasional, dasar hukum, serta capaian kepesertaan.

Hingga akhir tahun 2024, tercatat 278 juta jiwa atau 98,45 persen penduduk Indonesia telah terdaftar sebagai peserta JKN, menjadikan program ini salah satu skema perlindungan kesehatan terbesar di dunia.

“Peserta JKN semakin meningkat setiap tahunnya, seiring bertambahnya kesadaran masyarakat. Kami juga bekerja sama dengan fasilitas kesehatan yang jumlahnya terus bertambah. Sampai dengan tahun 2024 ada lebih dari 23 ribu FKTP, lebih dari 3 ribu FKRTL, dan ribuan fasilitas penunjang lain yang siap melayani peserta JKN,” jelas Rumondang.

Ia juga menyinggung tantangan pembiayaan kesehatan yang mencapai Rp. 175,07 triliun pada 2024, meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Baca juga: Camat dan Lurah Diminta Gencar Sosialisasikan Sekolah Keluarga ke Warga

 Menurut Rumondang, hal ini menjadi alasan penting mengapa prinsip gotong royong harus terus dijaga agar keberlangsungan program JKN tetap terjamin.

“Mahasiswa perlu memahami bahwa JKN bukan hanya soal akses layanan, tetapi juga soal keberlanjutan. Dengan gotong royong, iuran yang dibayarkan peserta sehat akan membantu peserta lain yang sedang sakit. Inilah esensi dari solidaritas sosial yang menjadi dasar berdirinya JKN,” tutur Rumondang.

Para mahasiswa tampak antusias mengikuti sesi tanya jawab.

Mereka mengajukan pertanyaan seputar mekanisme pembiayaan penyakit dengan biaya tinggi, peran pemerintah daerah dalam mendaftarkan peserta PBI, hingga kebijakan rujukan dari FKTP ke rumah sakit.

Baca juga: BPJS Kesehatan Sebut Layanan JKN Searah Dengan Program Pemprov Sulteng Berani Sehat

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved