Donggala Hari Ini

Teater Urban dan Warisan Budaya Kota Donggala Meredup, Bengkel Sandiwara Hidupkan Lewat Workshop

Workshop menghadirkan tiga narasumber yakni Jamrin Abubakar, Zulkifli Pagesa, dan Johar Efendi.

Penulis: Misna Jayanti | Editor: Regina Goldie
MISNA/TRIBUNPALU.COM
Bengkel Sandiwara Donggala (BSD) menggelar workshop teater di Gedung Pertunjukan Kebudayaan, Jl Pelabuhan, Kelurahan Boya, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala. Minggu (21/9/2025). 

Laporan Wartawan TribunPalu, Misna Jayanti

TRIBUNPALU.COM, DONGGALA - Bengkel Sandiwara Donggala (BSD) menggelar workshop teater di Gedung Pertunjukan Kebudayaan, Jl Pelabuhan, Kelurahan Boya, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala. Minggu (21/9/2025).

Workshop tersebut mengangkat tema teater urban dan warisan budaya kota tua Donggala.

Kegiatan ini terlaksana dengan dukungan program Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 18 melalui Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan (FPK) 2025.

Workshop menghadirkan tiga narasumber yakni Jamrin Abubakar, Zulkifli Pagesa, dan Johar Efendi.

Jamrin membawakan materi tentang jejak sejarah sandiwara Donggala

Baca juga: Pengawasan MBG di Banggai Kepulauan Harus Diperketat

Zulkifli mengenalkan konsep teater urban dan site specific theater serta memberikan pelatihan menulis naskah, mulai teori hingga praktik. 

Sementara Johar mengisi sesi rehearsal atau latihan teater urban.

Sebanyak 25 peserta mengikuti workshop ini. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik keaktoran, musik pengiring teater, hingga pengemasan pertunjukan berbasis situs sejarah Donggala.

Ketua Bengkel Sandiwara Donggala, Andi Hendrawan Pettalolo mengatakan alasan memilih teater sebagai fokus kegiatan karena memiliki ikatan kuat dengan sejarah Kota Donggala.

"Teater itu bagian dari warisan kultur sejarah Donggala. Pada tahun 1930-an, teater atau sandiwara menjadi fenomena besar. Hampir semua kalangan, termasuk buruh dan pegawai, ikut bermain teater. Bahkan ada komunitas Sandiwara Pemuda Donggala yang rutin mementaskan karya mereka," ujarnya.

Andi Hendrawan atau yang kerap disapa Bobi menilai tradisi teater di Donggala kini mulai meredup. Karena itu, BSD berinisiatif memulai kembali lewat program workshop.

Baca juga: BPOM Batal Jadi Saksi Ahli di Sidang Nikita Mirzani, Ini Alasannya

"Kalau langsung membuat pementasan besar, itu sulit. Maka kita mulai dari dasar, dari workshop. Supaya orang mengenal lagi bahwa teater atau sandiwara adalah bagian dari sejarah Donggala," tambahnya.

Meski baru tahap awal, workshop ini diarahkan menuju lahirnya produksi teater. 

Peserta nantinya akan mengolah ide dari situs-situs sejarah, bangunan tua, hingga peninggalan budaya Donggala menjadi bahan pertunjukan.

"Arah akhirnya pasti ke produksi teater. Entah nanti 25 peserta ini melahirkan satu pertunjukan bersama, atau terbagi jadi beberapa produksi kecil. Itu masih kejutan yang akan kami siapkan," jelas Bobi.

Ia menegaskan, melalui dukungan program FPK 2025 BPK Wilayah 18, Bengkel Sandiwara Donggala ingin menghidupkan kembali semangat sandiwara yang dulu pernah menjadi identitas masyarakat Donggala.

"Kami ingin generasi sekarang tahu, bahwa teater bukan sekadar hiburan, tetapi warisan sejarah yang pernah membentuk kehidupan sosial di kota tua Donggala," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved