Sigi Hari Ini

Tim Ekspedisi Patriot Undip Rumuskan Solusi Lembantongoa Sigi, Fokus Kesehatan dan Pendidikan

Dua isu utama yang mengemuka adalah minimnya fasilitas kesehatan dan pendidikan

Penulis: Andika Satria Bharata | Editor: mahyuddin
ANDIKA/TRIBUNPALU
DISKUSI UNDIP - Tim Ekspedisi Patriot Universitas Diponegoro (Undip) bersama masyarakat Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, menggelar Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan itu membahas persoalan pembangunan di wilayah transmigrasi tersebut.  

TRIBUNPALU.COM, SIGI – Tim Ekspedisi Patriot Universitas Diponegoro (Undip) bersama masyarakat Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, menggelar Focus Group Discussion (FGD).

Kegiatan itu membahas persoalan pembangunan di wilayah transmigrasi tersebut. 

Dalam forum itu, dua isu utama yang mengemuka adalah minimnya fasilitas kesehatan dan pendidikan yang dinilai menghambat kualitas hidup warga.

Kader posyandu Asnanti menyampaikan, pelayanan kesehatan di SP1 tahap 2 masih menumpang di gedung Taman Kanak-Kanak karena belum memiliki sarana memadai. 

“Fasilitas posyandu masih pinjam di KUPT, tempatnya belum layak. Kami membutuhkan kursi, meja, lemari, obat-obatan, dan perlengkapan kader,” ujarnya.

Baca juga: Pesona Veranomata, Surga Alam Tersembunyi di Perkotaan Morowali

Menanggapi hal itu, perwakilan Disnakertrans Sigi Febri menyebutkan, bantuan perlengkapan kesehatan akan segera disalurkan pekan depan.

Selain itu, gedung di belakang balai pertemuan desa akan difungsikan sebagai tempat penyimpanan perlengkapan Puskesmas Pembantu (Pustu) Lewonu yang akan dipindahkan ke Dusun Tokelemo.

Warga juga mendapat penjelasan dari Dinas Kesehatan bahwa mereka tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan gratis di RS Torabelo hanya dengan menunjukkan KTP, tanpa harus memiliki BPJS.

Masalah pendidikan turut menjadi perhatian serius.

Guru SDN Tokelemo, Sutinah mengungkapkan sekolahnya kekurangan ruang kelas, belum memiliki kantor dan toilet, serta belum ada kepala sekolah definitif. 

“Kami butuh kepala sekolah sebagai teladan bagi guru dan siswa. Perpustakaan terpaksa kami jadikan ruang guru sementara,” katanya.

Dinas Pendidikan Sigi pun mendorong pihak sekolah mengajukan proposal pembangunan rumah dinas kepala sekolah dan fasilitas tambahan.

Akses menuju sekolah juga menjadi kendala utama.

Siswa dari Dusun Lewonu harus berjalan kaki sejauh tiga kilometer setiap hari melewati jalan berbatu tanpa aspal.

Kondisi itu makin berat saat musim hujan, membuat banyak siswa sulit hadir tepat waktu. 

Sumber: Tribun Palu
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved