Donggala Hari Ini

Kaili Punya Ramuan Penyembuhan Kuno, Donggala Kembali Hidupkan Bedak Lingkao

Selain mengobati Lingkao, ramuan ini juga bisa digunakan sebagai obat batuk dengan cara dilarutkan ke dalam air dan diminum.

Editor: Fadhila Amalia
Misna/TribunPalu.com
WORKSHOP - Pengetahuan tradisional Suku Kaili kembali diangkat ke permukaan melalui workshop pembuatan bedak Lingkao digelar di Kantor SKB Mavali, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (23/11/2025). 

TRIBUNPALU.COM, DONGGALA – Pengetahuan tradisional Suku Kaili kembali diangkat ke permukaan melalui workshop pembuatan bedak Lingkao digelar di Kantor SKB Mavali, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (23/11/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali ramuan penyembuhan kuno yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur Kaili.

Workshop menghadirkan tiga narasumber utama: Maestro Bedak Lingkao Asdar Nasar, Zulkifli Pagesa (Uun), dan Jamrin Abu Bakar.

Ketua panitia, Mas Intan, menjelaskan bahwa Lingkao bukan sekadar nama bedak, melainkan penyakit tradisional yang umum menyerang anak-anak hingga remaja pada masyarakat Kaili.

Baca juga: Aliansi Honorer Minta KemenPAN-RB Buka Kembali Link Pengusulan PPPK di Palu

“Gejalanya berupa bintik merah, benjolan, bibir kehitaman, tubuh kebiruan, keringat berlebih, bahkan dada tampak membusung,” ungkapnya.

Menurutnya, Lingkao terdiri dari beberapa jenis, di antaranya lingkau kamumu dan lingkau pecah. Untuk mengatasinya, masyarakat Kaili memanfaatkan ramuan rempah dan dedaunan yang kemudian dibalurkan ke seluruh tubuh penderita.

“Bahan-bahannya mudah ditemukan, seperti daun mangkok, daun lana, daun jarak, hingga daun silalondo. Rempah seperti cengkeh, pala, dan kayu manis bisa dibeli di pasar,” jelas Mas Intan.

Selain mengobati Lingkao, ramuan ini juga bisa digunakan sebagai obat batuk dengan cara dilarutkan ke dalam air dan diminum.

Dorong Bedak Lingkao Jadi Warisan Budaya Takbenda

Baca juga: Harga HP Xiaomi Redmi Poco Terbaru: Xiaomi 17 Pro Max, Redmi Note 14, Redmi 15R, Poco F7

Mas Intan menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) sesuai amanat UU Nomor 5 Tahun 2017. Ia berharap pengetahuan yang nyaris terlupakan ini kembali dikenal generasi muda.

“Kami ingin memperlihatkan bahwa rempah-rempah punya fungsi lebih dari sekadar bumbu dapur. Ada pengetahuan medis tradisional yang sangat kaya,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan keinginan agar Bedak Lingkao didaftarkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).

“Harapan kami, generasi muda dapat mempelajari kembali warisan ini. Jangan sampai hilang,” tegasnya.

Produksi Berkelanjutan

Usai workshop, panitia berencana membantu maestro Lingkao memproduksi bedak secara berkelanjutan sekaligus memperkuat branding agar dapat bersaing di pasar produk tradisional.

“Insya Allah kami akan mengawal proses produksi dan membantu pembuatan branding agar Bedak Lingkao semakin dikenal,” tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved