Morowali Hari Ini

Tragedi Kematian Bayi di Morowali Sulteng Picu Desakan Evaluasi Layanan Kesehatan

Dokter spesialis yang bertugas justru menyatakan bahwa berat bayi hanya sekitar 2,8 kilogram sehingga masih bisa dilahirkan secara normal. 

Penulis: Ismet Togean 20 | Editor: Fadhila Amalia
Handover
KASUS KEMATIAN - Kasus meninggalnya seorang bayi di Desa Bahomotefe kembali memicu sorotan tajam terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. 

Laporan Wartawan Tribunpalu.com, Ismet 

TRIBUNPALU.COM, MOROWALI – Kasus meninggalnya seorang bayi di Desa Bahomotefe kembali memicu sorotan tajam terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Anggota DPRD Morowali, Muslimin Dg Masiga atau MDM, mendesak dilakukan pemeriksaan total terhadap pelayanan medis di RSUD Bungku dan Puskesmas Bahomotefe setelah dugaan kelalaian penanganan pasien mengemuka.

Tragedi ini bermula dari seorang ibu berusia 24 tahun dengan riwayat kehamilan berisiko tinggi. 

Baca juga: Wakapolres Sigi Pimpin Patroli Malam, Jaga Keamanan dan Kenyamanan Warga

Pasien telah membawa dua hasil USG dari dr Hendra (Spesialis Kandungan) dan dr Ani (Dokter Umum) yang menunjukkan ukuran bayi besar dan membutuhkan tindakan caesar segera.

Namun setibanya di RSUD Bungku, dokter spesialis yang bertugas justru menyatakan bahwa berat bayi hanya sekitar 2,8 kilogram sehingga masih bisa dilahirkan secara normal. 

Pasien pun dipulangkan dan diarahkan untuk bersalin di Puskesmas Bahomotefe.

Dua minggu kemudian, pada pukul 02.00 WITA, ketuban pasien pecah. 

Keluarga meminta tindakan caesar, namun tidak langsung direspons. 

Pasien menunggu lebih dari delapan jam, dan ketika waktu yang dijanjikan tiba, kepala bayi sudah berada di pintu lahir sehingga tindakan operasi tidak bisa lagi dilakukan.

Baca juga: Bupati Morowali Pimpin Kerja Bakti Massal Atasi Sampah di Bahodopi

Setelah proses persalinan normal yang berlangsung hampir tiga jam dibantu beberapa tenaga medis, bayi akhirnya lahir dalam kondisi meninggal dunia. 

Sang ibu mengalami luka serius serta trauma fisik dan psikologis.

Hingga berita ini diturunkan, keluarga korban mengaku belum mendapatkan penjelasan maupun bentuk pertanggungjawaban dari RSUD Bungku maupun Puskesmas Bahomotefe.

Menanggapi kejadian ini, MDM menyebut kasus tersebut sebagai indikasi kuat adanya kelalaian prosedur dalam penanganan ibu hamil berisiko tinggi.

“Ini bukan sekadar kesalahan prosedur. Ini tragedi kemanusiaan. DPRD tidak bisa tinggal diam ketika pelayanan kesehatan diduga lalai hingga merenggut nyawa bayi. Kami mendesak dilakukan pemeriksaan total, audit medis menyeluruh, serta RDP dengan seluruh pihak terkait,” tegasnya.

Sumber: Tribun Palu
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved