Kritik Kinerja Anies Baswedan, Ferdinand Hutahaean: Ingin Enak-enaknya Saja yang Penting Berita Naik
Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean memberikan pendapatnya tentang kinerja Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
TRIBUNPALU.COM - Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean memberikan pendapatnya tentang kinerja Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Di mata seorang Ferdinand Hutahaean sosok Anies Baswedan adalah orang yang baik.
Namun di sisi lain Ferdinand Hutahaean merasa bahwa Anies Baswedan hanya ingin kerja enak.
"Saya meliaht ini Anies ini sosok yang baik, hanya selama beliau memimpin Jakarta beliau ingin yang enak-enaknya saja," papar Ferdinand Hutahaean, dilansir dari Youtube Talk Show tvOne.
Lantas Ferdinand mengatakan bahwa seorang pemimpin seharusnya mengerjakan sesuatu dari hal yang berat atau tidak enak terlebih dahulu.
"Padahal kalau seorang pemimpin itu kan ingin melanjutkan estafet kepemimpinan dia tidak boleh hanya mau yang enak, yang sakit dan rusak ini yang harus diambil lebih dahulu kemudian diperbaiki," ujar Ferdinand.
"Bukan kemudian ada yang salah ada yang tidak baik itu nyalahin nuding semua, semua disalahkan, nggak begitu, ini tidak boleh," sambungnya.
• Bantah Jokowi yang Sebut Masalah Jiwasraya Ada Sejak Era SBY, Ferdinand Hutahaean Ungkap Fakta Lain
• Ferdinand Sebut Demokrat Harapkan AHY Gantikan Posisi SBY Jadi Ketum, Bagaimana dengan Ibas?
Lantas Ferdinand Hutahaean meniali bahwa saat ini Anies Baswedan hanya fokus pada masalah-masalah yang dinilain ringan dan enak, seperti pelebaran trotoar.
"Saya perhatikan Bang Anies ini terlalu fokus pada hal-hal yang mau enak, seperti pelebaran trotoar seperti mempercantik, memperluas itu enak itu," imbuhnya.
Tak hanya itu, Ferdinand Hutahaean juga menyebutkan bahwa Anies Baswedan kerap membuat kebijakan yang dinilai malas.
Seperti dengan mencopot pejabat-pejabat yang dinilai bermasalah., membuat kebijakan ganjil genap dan pelebaran trotar.
"Pernah saya sebut apa yang beliau terapkan ini adalah kebijakan yang sedikit malas, karena apa ketika ada masalah cara menyelesaikannya dengan memperhangus," ujar Ferdinand.
"Orang kalau pejabat ada masalah pecat berhentikan, saya sebut sedikit malas karena kebijakan beliau selama ini termasuk ganjil genap, pelebaran trotoar," imbuhnya.
Menurutnya kebijakan yang dibuat Anies Baswedan ini tidak responsif dengan kebutuhan masyarakat Jakarta saat ini.
"Itu kebijakan yang tidak responsif terhadap kebutuha Jakarta," ucap Ferdinand.
"Ini yang mau simpel-simpel saja, mau enak-enak saja, yang penting beritanya naik bahasan publik dan ini menjadi promosi politi yang murah meriah," pungkasnya.
Tonton video selengkapnya:
• Alasan Ferdinand Hutahaean Pilih Berhenti Dukung Prabowo-Sandiaga
Anies Baswedan Copot Lurah Jelambar Terkait Pegawai Honorer Masuk Got
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah memberhentikan Lurah Jelambar dan semua pihak yang terlibat dalam kejadian pegawai honorer kategori 2 (K-2) yang masuk ke selokan di Jelambar, Jakarta Barat.
Anies menjelaskan, peristiwa tes pegawai honorer K-2 masuk ke got itu terjadi pada pekan lalu.
Ia mengaku langsung menginstruksikan Inspektorat Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan pemeriksaan.
"Lurahnya langsung dinonaktifkan. Semua yang terlibat langsung diperiksa dan statusnya nonaktif ya," kata Anies di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/12/2019).
Meski demikian, Anies tidak merinci siapa-siapa saja pejabat selain lurah yang turut dinonaktifkan atas peristiwa tersebut.
Anies mengatakan, peristiwa tes lapangan pegawai honorer K-2 masuk ke selokan itu menjadi pelajaran semua pihak.
Ketika ada proses seleksi pegawai honorer, maka semestinya dilakukan dengan cara beradab.
• Seusai Kirim Tim Pemprov DKI Jakarta ke DWP, Anies Baswedan Segera Panggil Panita Untuk Evaluasi
• Reaksi Anies Baswedan Soal Komentar Jokowi Tentang Banjir di Jakarta: Cukup Ya
• Beri Sambutan di Seremoni Bambang Pamungkas, Anies Baswedan: Dia Bukan Milik Jakarta, Tapi Indonesia
• Anies Baswedan Copot Lurah yang Viral Karena Seleksi Pegawai Honorer dengan Perintah Masuk Selokan

"Kebiasaan-kebiasaan apa pun ya, yang dilakukan di mana pun, walaupun sudah berkali-kali, kalau itu tidak menjaga prinsip keberadaban, maka tidak boleh dilaksanakan dan akan diberi sanksi," lanjut dia.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menegaskan, pihaknya akan memproses siapa pun jika melakukan hal serupa di wilayah lain.
Namun, Anies tidak menjawab apakah tes semacam ini sudah terjadi lama sebelum kasus di Jelambar terungkap. Ia langsung buru-buru meninggalkan wartawan.
"Sudah cukup," ujar dia sembari berjalan menuju mobil dinasnya.
Diberitakan, video rekaman yang menampilkan pegawai honorer K-2, PPSU Kelurahan Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, yang masuk got, viral di media sosial.
Dalam video, terlihat para pegawai menceburkan diri ke dalam saluran air keruh.
Para pegawai yang berada di dalam got tersebut tampak saling memijat punggung kawannya satu sama lain.
Sementara itu, orang berpakaian dinas terlihat memantau dari atas saluran air sambil memberikan intruksi.
Got tempat para pekerja honorer K-2 dan PPSU Jelambar berendam kondisinya sangat memperihatinkan.
Kompas.com mendatangi got yang viral dalam video beberapa hari terakhir di Jalan Jelambar Madya, Blok A, Jelambar, Jakarta Barat. Kondisi got tersebut berwarna hitam pekat dan aroma tidak sedap sudah tercium dari radius 3-5 meter.
Kedalaman got tersebut diperkirakan mencapai 60-100 sentimeter.
Belum lagi, air got yang tenang dan tidak mengalir membuat air itu mengendap dan menimbulkan bau tidak sedap yang cukup menyengat.
Salah satu penjual bensin eceran yang enggan disebutkan namanya menceritakan bila pada saat kejadian dirinya tidak mengira itu adalah petugas PPSU.
"Kalau kita sih melihat itu dari got sana sih ngiranya orang kerja," ucap dia saat ditemui Kompas.com di lokasi pada Senin (16/12/2019).
Bahkan, perempuan tersebut tidak menyangka bila aksi itu menjadi viral di media sosial.
Dirinya juga meyayangkan bila air tempat para pekerja honorer berendam, merupakan air yang kotor.
"Coba di situ lihat, cium coba, sudah bau, kan kotor. Gimana kalau ke badan? Gatal-gatal tidak. Kalau anak saya digituin saya enggak terima," kata dia.
(TribunPalu.com/Kompas.com)