Soroti Kontroversi Menteri Jokowi, Pengamat Merasa Kasihan dengan Ali Ngabalin: Jadi Bemper Terus

Pengamat Komunikasi Politik Burhanudin Muhtadi merasa kasihan kepada Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin.

Tribunnews.com/Vincentius Jyestha
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin saat ditemui di Hotel Cosmo Amarossa, Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2019). 

TRIBUNPALU.COM - Pengamat Komunikasi Politik Burhanudin Muhtadi merasa kasihan kepada Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin.

Hal itu terkait kontroversi yang banyak ditimbulkan oleh menteri-menteri pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com, Burhanudin Muhtadi pun mengimbau para menteri untuk menghentikan kontroversi yang dibuat.

Pernyataan itu terang-terangan disampaikan Burhan Muhtadi melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (22/2/2020).

Menurut Burhan, kini terlalu dini untuk menyimpulkan adanya reshuffle bagi menteri-menteri yang tak bekerja dengan baik.

"Memang terlalu dini ya kalau kita ukur dari sekarang, baru sekitar 4 bulan," kata Burhan.

"Dan di antara yang membuat annoyance tadi itu kan terus terang menteri-menteri baru ya."

Burhan menyatakan, kontroversi tersebut tak hanya ditimbulkan oleh menteri baru.

Ada juga menteri lama yang menurutnya turut menjadi sorotan di periode kepemimpinan Jokowi.

"Ya mungkin karena demam panggung atau menteri lama yang portofolionya beda degan periode pertama," terang Burhan.

"Jadi ada hal yang misalnya menambrak political correctness, ada juga yang bercanda."

Nama Jokowi Dicatut Penjual HP, Ali Ngabalin: Mudah-mudahan Ini Cukup Terjadi pada Marzuki Alie

Dua Mahasiswa Gugat ke MK Soal Lampu Motor, Ali Ngabalin Sebut Presiden Punya Privilege Berkendara

Tanggapi Konflik Perairan Natuna, Ali Ngabalin: Ente Punya Kekuatan Apa Perang dengan China?

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin dalam kanal YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (22/2/2020).
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin dalam kanal YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (22/2/2020). (YouTube Talk Show tvOne)

Meskipun begitu, Burhan mengingatkan para menteri soal jabatan yang kini dijalani.

Disebutnya, semua menteri harus berhati-hati dalam berpendapat di hadapan publik.

"Kita tahu setting Beliau-beliau ini kan sebagai pejabat publik, kadang kala lupa bahwa sebagai pejabat publik harus hati-hati menjaga diksi," ucap Burhan.

Terkait hal itu, Burhan justru menggoda Ali Ngabalin yang turut hadir dalam acara tersebut.

"Kalau enggak kan kasihan Bang Ali Mochtar Ngabalin jadi bemper terus," kata Burhan tertawa.

Menanggapi ucapan Burhan, Ali Ngabalin pun buka suara.

Menurut Ali Ngabalin, media sosial adalah satu di antara penyebab konroversi tersebut.

"Kalau hari ini kan kita kenal dengan industry 4.0, kita kenal dengan media sosial," ujar Ali Ngabalin.

"Sebetulnya 10-20 tahun yang lalu, peristiwa besar seperti sekarang terungkap di masyarakat, itu sudah pernah terjadi karena tidak terungkap."

Ali Ngabalin lantas menegaskan, para menteri yang dipilih Jokowi itu merupakan manusia biasa yang bisa sewaktu-waktu melakukan kesalahan.

"Medsos siapa yang bisa menghalangi? Namanya juga menteri, manusia biasa," tuturnya.

Tak Terima Marwan Batubara Sebut KPK Lindungi Ahok, Ali Ngabalin: Anda Penuh Kebencian

Simak video berikut ini menit ke-8.15:

Kontroversi Kabinet Jokowi

Pada kesempatan itu, sebelumnya Burhanudin Muhtadi menyebut Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi banyak menimbulkan kontroversi yang membuat publik jengkel.

Namun, hal itu berbeda dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Dilansir TribunWow.com, Burhanudin Muhtadi menganggap Nadiem Makarim kerap membuat kebijakan kontroversial namun banyak manfaatnya.

Mulanya, Burhan menyinggung soal menteri-menteri kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin yang kerap menimbulkan kontroversi.

"Di situ jadi cara yang baik buat kita untuk menganalisis dan membedakan jenis kontorversi yang diproduksi oleh menteri maupun lingkaran terdekat Pak Jokowi," kata Burhan.

"Pertama adalah kontroversi yang canderung annoying (menjengkelkan-red), gaduh, tidak ada substansinya," sambungnya.

Ia pun menyinggung pernyataan Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi.

"Misalnya bicara soal 'Assaamualaikum diganti salam Pancasila', itu enggak ada isinya sama sekali," kata Burhan.

Tak hanya itu, Burhan juga menyinggung pernyataan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendi.

Diketahui, Muhadjir Effendi sempat menganjurkan orang kata menikahi orang miskin untuk mengurangi tingkat kemiskinan.

"Kemudian ada juga, misalnya meskipun saya tahu mungkin maksudnya bercanda, 'Orang kaya sebaiknya menikahi orang miskin'," ujar Burhan.

"Itu kontroversi yang annoying."

Update Terbaru Kabar Pemulangan Rizieq Shihab, Komentar Ali Ngabalin hingga Polemiknya

Namun, menurutnya kontroversi yang ditimbulkan Nadiem Makarim cenderung berbeda.

Burhan menyatakan, kontrovesi yang dibuat Nadiem Makarim itu justru penting bagi orang banyak.

"Tapi ada juga kontroversi yang penting untuk publik, misalnya Nadiem ketika bicara soal kampus merdeka," terang Burhan.

Tak hanya Nadiem Makarim, Burhan juga menyinggung soal kontroversi Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. 

Kemudian terlepas dari segala plus minusnya, terlepas dari segala kontroversinya ketika Edhy Prabowo membuka debat terkait dengan eskpor lobster," ujarnya.

"Itu juga ada isinya terlepas kita suka atau tidak suka."

Lebih lanjut ia menilai, kontroversi yang ditimbulkan menteri-menteri Jokowi cenderung lebih banyak yang membuat publik jengkel.

"Tetapi yang kita dengar belakangan ini terus terang itu lebih banyak yang annoying-nya ketimbang yang ada isinya," kata Burhan.

Pernyataan Burhan itu pun langsung ditanggapi oleh presenter yang menyinggung soal Menag Fachrul Razi.

"Kalau Menag gimana?," tanya presenter.

"Banyak annoying-nya itu," jawab Burhan terbahak. (TribunWow.com)

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved