Anggaran Pengadaan Ujian Nasional 2020 Bakal Dialihkan untuk Tangani Pandemi Virus Corona COVID-19
Anggaran ratusan miliar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dialihkan untuk membantu penanganan pandemi virus corona di Tanah Air.
TRIBUNPALU.COM - Ujian Nasional (UN) 2020 resmi ditiadakan pemerintah.
Anggaran ratusan miliar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud) dialihkan untuk membantu penanganan pandemi virus corona di tanah air.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan dana tersebut nantinya akan digunakan misalnya untuk program relawan pencegahan maupun pelacakan terkait suspect virus Corona.
"Jadi realokasi anggaran sedang dibahas Kemendikbud yang berkoordinasi dengan DPR. Dana dari UN masih ada tentunya, bisa kita gunakan untuk membantu Covid-19 atau membantu online learning," ucap dia.
Nadiem Makarim mengatakan, selain itu realokasi anggaran UN akan digunakan juga untuk Assesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter pada tahun depan.
Dalam sesi video konferensi yang sama, Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Na'im mengatakan, wabah virus corona juga membuat sejumlah kegiatan, meeting, perjalanan dinas di Kemendikbud dibatalkan.
• Arti Berbagai Istilah soal Virus Corona COVID-19, termasuk Physical Distancing yang Disebut Jokowi
• Konsultan di Singapura Sebut Periode di Mana Pasien Virus Corona Paling Menulari Orang Lain
• Jubir Pemerintah Koreksi Jumlah Pasien di Provinsi Riau, Positif Corona Menjadi 685 Orang, 30 Sembuh
Sehingga, dana dari pembatalan kegiatan itu setidaknya terkumpul sebesar Rp 300-400 miliar.
"Mayoritas anggaran untuk itu, kita relokasi untuk rumah sakit pendidikan," kata Ainun.
Sementara itu untuk anggaran UN di provinsi, Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno mengatakan, pihaknya masih terus menghitung anggaran yang telah dipakai atau belum.
"Di provinsi itu ada sekitar Rp70miliar, jadi masih kita hitung mana yang sudah terpakai mana yang belum. Sebagian kan juga masuk dalam persiapan Assesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter pada tahun depan," kata Totok.
Ia melanjutkan, anggaran yang ada dapat digunakan pula untuk membantu sekolah dalam rangka pencegahan virus corona.
Minta maaf
Pemerintah resmi membatalkan pelaksanaan ujian nasional (UN) 2020 untuk menekan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem meminta pengertian semua pihak atas keputusan tersebut, khususnya kepada para orang tua siswa.
"Kalau ada yang kecewa, misalnya orang tua yang telah menginvestasikan anaknya bimbel, saya minta maaf ini kondisi darurat dan tidak bisa dihindari. Kita memilih keselamatan dan keamanan siswa serta keluarga terjaga, sehingga mengambil tindakan itu," ujar Nadiem Makarim melalui video konferensi pers, Selasa (24/3/2020) sore.
Nadiem Makarim melanjutkan, keputusan tersebut telah dipertimbangkan matang melihat dari sisi risiko dan manfaatnya.
Lebih jauh ia mengatakan, pelaksanaan UN pada tahun ini juga sudah tidak menjadi syarat kelulusan.
• Bukti Virus Corona Bisa Dikalahkan, Pasien Sembuh di Wilayah Ini Lebih Banyak dari Kasus Kematian
• Mencoba-coba Cegah Sendiri Virus Corona dengan Konsumsi Klorokuin, Pria Asal Arizona AS Tewas
"Setelah kami analisa semua risiko dan benefit-nya kami menyimpulkan dengan seksama pelaksanaan UN bagi siswa dibatalkan terlalu banyak risiko," katanya.
Ujian Nasional ditiadakan untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau setingkat Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau setingkat Madrasah Tsnawiyah (MTs), dan Sekolah Dasar (SD) atau setingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Sebelumnya, UNBK SMK dilaksanakan pada 16-19 Maret 2020, disusul SMA/MA pada 30 Maret - 2 April 2020, serta UNBK SMP/MTs pada 20-23 April.
• MUI Undang 2 Pakar Kesehatan Untuk Bahas Fatwa Terkait Pandemi Corona di Indonesia
• Deretan Aplikasi untuk Belajar di Rumah di tengah Pandemi Corona, Ada Rumah Belajar hingga Ruangguru
• Dua Kepala Daerah Positif Corona, Ridwan Kamil Imbau Peserta Musda HIPMI Lakukan Tes Kesehatan
Sebaran kasus virus corona di 24 provinsi
Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19 Achmad Yurianto mengungkap perkembang terbaru kasus virus corona di Indonesia.
Achmad Yurianto menyebut hingga Selasa (24/3/2020) siang ada tambahan jumlah pasien positif corona sebanyak 107 orang.
"Ada penambahan kasus baru sebanyak 107 kasus, sehingga total kasus pada hari ini menjadi 686 kasus," kata Achmad Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (24/3/2020).
Selain itu, Achmad Yurianto juga mengungkap ada penambahan pasien positif virus corona atau Covid-19 yang meninggal dunia.
"Kemudian ada penambahan kasus meninggal 7 orang sehingga total 55 orang meninggal," kata Achmad Yurianto.
Ia menambahkan, tak ada penambahan pasien sembuh virus corona.
Sehingga totalnya masih 30 orang.
"Kemudian tidak ada penambahan kasus sembuh, 30. Namun ada beberapa yang sudah sekali diperiksa spesimen negatif, kita tunggu besok," katanya.
Berikut sebaran pasien positif virus corona atau Covid-19 per Provinsi
1. Bali : 6
2. Banten : 65
3. DI Yogayakarta : 6
4. DKI Jakarta: 424
5. Jambi: 1
6. Jawa Barat: 60
7. Jawa Tengah: 19
8. Jawa Timur: 51
9. Kalimantan Barat: 3
10. Kalimantan Timur: 11
11. Kalimantan Tengah: 3
12. Kalimantan Selatan: 1
13. Kepulauan Riau: 5
14. Nusa Tenggara Barat: 1
15. Sumatera Selatan: 1
16. Sulawesi Utara: 2
17. Sumatera Utara: 7
18. Sulawesi Tenggara: 3
19. Sulawesi selatan: 4
20. Lampung: 1
21. Riau: 2
22. Maluku Utara: 1
23. Maluku: 1
24. Papua: 3
Total : 686 kasus
Angka pasien sembuh:
1. Banten: 1
2. DI Yogyakarta: 1
3. DKI Jakarta: 23
4. Jawa Barat: 5
Total: 30
Angka korban meninggal dunia:
1. Bali: 2
2. Banten: 4
3. Di Yogyakarta: 1
4. DKI Jakarata: 31
5. Jawa Barat: 10
6. Jawa Tengah: 3
7. Jawa Timur: 1
8. Kepulauan Riau: 1
9. Sumatera Utara: 1
10. Sulawesi Selatan: 1
Total: 55 orang
(Tribunnews.com/Rina Ayu)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kemendikbud Alihkan Anggaran Ujian Nasional 2020 Untuk Penanganan Pandemi Corona